REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Nama Cesare Prandelli tentu tidak bisa disandingkan dengan nama besar pelatih timnas Italia pendahulunya, Marcello Lippi. Tidak seperti Lippi yang sukses membawa Italia ke tangga juara Piala Dunia 2006, prestasi terbaik Prandelli hanya ada di level klub, tepatnya saat membawa Hellas Verona promosi ke Serie A.
Namun, semua keraguan terkait pemilihan Prandelli sebagai pelatih kepala timnas Italia langsung memudar begitu pelatih berusia 56 tahun itu berhasil membawa Gli Azzurri melaju hingga partai puncak Piala Eropa 2012.
Itu adalah turnamen resmi pertamanya sebagai pelatih la Nazionale. Kesuksesan ini tidak terlepas dari kemampuan Prandelli melakukan sejumlah perubahan signifikan di tubuh tim Italia.
Eks pelatih AS Roma itu dianggap mampu memadukan kualitas-kualitas pemain muda dan pemain-pemain senior yang sudah lebih dulu menghuni skuat Gli Azzurri.
Kehadiran Mario Balotelli, yang menjadi wakil pemain-pemain Italia generasi terkini, mampu dipadukan dengan kematangan permainan Andrea Pirlo, sebagai wakil pemain-pemain senior yang sukses membawa Italia menjadi juara Piala Dunia 2006.
Penunjukan Prandelli memang seolah menjadi simbol dari revolusi besar timnas Italia. Prandelli merupakan bagian dari generasi terbaru pelatih-pelatih asal Italia. Bersama pelatih-pelatih muda seperti Massimiliano Allegri, Antonio Conte, Vicenzo Montella, Prandelli secara perlahan mulai mengambil alih panggung utama pelatih di Italia.
Kehadiran Prandelli di Italia juga berdampak langsung pada pola dan gaya permainan juara empat kali Piala Dunia tersebut. Jika pada masa silam, Italia identik dengan permainan bertahan, tapi di bawah kendali Prandelli, Italia tampil begitu terbuka menyerang dan kerap memberikan kejutan.
Selain itu, secara taktik, Italia juga begitu fleksibel. Bisa memainkan 3-5-2 ataupun 4-3-3, Italia juga tidak terlihat canggung kala harus bermain dengan satu penyerang.
Namun, bukan berarti Prandelli tidak mendapatkan kritikan, terutama di sepanjang babak kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Eropa. Paling tidak, Prandelli memanggil 40 pemain selama Italia melakoni 10 laga di babak kualifikasi.
Kondisi ini membuat Prandelli dianggap tidak memiliki bayangan dan visi yang jelas terkait susunan starting line up Italia. Kendati begitu, Prandelli memiliki alasan yang jelas.
''Saya sudah memiliki ide soal siapa 11 pemain yang merumput di Piala Dunia nanti. Semua pemain yang telah saya panggil memiliki antusiasme yang tinggi, justru itulah yang paling penting,'' ujar Prandelli di laman resmi FIFA.