REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- "Kami berharap bisa tampil baik di Brasil karena sangat ingin membahagiakan suporter". Pernyataan itu dilontarkan winger Prancis, Franck Ribery, dalam sebuah wawancara ekslusif kepada FIFA belum lama ini.
Ribery, yang akhirnya tidak bisa tampil lantaran cedera, berharap rekan-rekannya bisa merebut kembali harga diri serta kredibilitas sebagai tim kuat dunia. Prancis juga ingin membangkitkan kembali kecintaan para suporter.
Empat tahun lalu, Prancis yang berstatus sebagai runner-up Piala Dunia 2006, luluh lantak di Afrika Selatan. Tim berjuluk Ayam Jantan itu harus angkat koper di babak penyisihan grup. Tragisnya, tim ini menjadi juru kunci tanpa meraih kemenangan.
Perpecahan di tubuh tim pun tak bisa terelakkan. Semua bermula ketika pelatih Raymond Domenech mendepak Nicolas Anelka akibat bertindak indisipliner. Para pemain yang mendukung Anelka pun ikut-ikutan bersitegang dengan sang pelatih. Tak ayal, Perang Dunia 2010 bisa dibilang sebagai pengalaman terburuk Prancis.
Tak mau memori kelam itu makin lama membekas, Prancis pantang mengulang kegagalan di Brasil. Tergabung di dalam grup yang terbilang ringan bersama Swiss, Ekuador, dan Honduras, haram hukumnnya bagi Prancis jika tidak bisa melaju ke fase gugur.
Pelatih Didier Deschamps sudah menentukan 23 pemain yang akan diboyong ke Brasil. Deschamps membuat kejutan dengan tidak menyertakan nama Samir Nasri. Padahal, pemain itu baru saja mengantarkan Manchester City merengkuh gelar Liga Primer Inggris.
Di fase kualifikasi, Prancis kalah bersaing dengan Spanyol dalam perebutan satu tiket langsung ke putaran final. Prancis finis di posisi dua Grup I dengan koleksi 17 poin, kalah tiga angka dari Spanyol. Prancis pun harus melakoni duel hidup mati melawan Ukraina pada babak playoff untuk bisa tampil di Brasil.