Rabu , 11 Jun 2014, 15:10 WIB

Profil: Meniti Kebanggaan lewat Sepak Bola

Rep: Reja Irfa Widodo / Red: Didi Purwadi
Para pemain Timnas Bosnia-Herzegovina mendengarkan jumpa pers di Bandara Internasional Sarajevo, Bosnia-Herzegovina, pada 27 Mei.
Foto Reuters/Dado Ruvic

Para pemain Timnas Bosnia-Herzegovina mendengarkan jumpa pers di Bandara Internasional Sarajevo, Bosnia-Herzegovina, pada 27 Mei.

REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Pada dua dekade lalu, jika menyebut nama Bosnia-Herzegovina, maka yang langsung terbayang adalah kekejaman perang saudara yang menimpa salah satu negara pecahan Yugoslavia tersebut.

Sejak mengumumkan kemerdekaan dari Yugoslavia pada 1992, negara dengan mayoritas penduduk muslim tersebut terus dibekap perang saudara hampir selama tiga tahun. Tragedi pembantaian muslim Srebrenica pada 1995 menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar yang terjadi di Eropa selama dekade 1990an.

Tidak kurang upaya masyarakat Bosnia dan Hervegovina untuk bisa melupakan sejarah kelam itu dan kembali mendapatkan kebanggaan atas identitas mereka sebagai etnis terbesar di kawasan Balkan tersebut, salah satunya lewat sepak bola.

Kesempatan ini pun akhirnya datang di edisi terbaru Piala Dunia. Untuk pertama kali, Bosnia-Herzegovina lolos ke putaran final Piala Dunia usai gagal di dua kesempatan untuk tampil di turnamen resmi, babak kualifikasi Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.