REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pada awal penunjukkannya sebagai pelatih kepala Iran, tiga tahun lalu, Carlos Queiroz diharapkan bisa membawa Iran mampu bangkit usai gagal melangkah di Piala Dunia 2010 dan kalah bersaing dengan Korea Selatan di Piala Asia 2011.
Pelatih asal Portugal itu pun menjawab tantangan tersebut. Wajah tim Singa Asia berubah sepenuhnya dan tampil solid baik kala bertahan maupun saat menginisiasi serangan balik.
Selain kemampuan taktis, kebijakan Queiroz dengan memanggil pemain keturunan Iran yang merumput di Eropa menjadi salah satu kunci keberhasilannya di tim utama Iran.
Queiroz pun memiliki motivasi tersendiri dalam menukangi negara teluk tersebut. Mengaku begitu terkesan dengan antusiasme yang ditunjukkan warga Iran terhadap olah raga si kulit bundar, pelatih berusia 61 tahun itu pun bertekad meneruskan kesuksesan menembus putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil 2014.
''Kami bekerja buat warga Iran, ini kenapa saya memiliki pekerjaan yang paling menarik di seluruh dunia,'' Queiroz seperti dikutip Reuters.
Pelatih kelahiran Mozambique itu menegaskan, Iran memiliki potensi dalam hal kualitas pemain. Hanya perlu sedikit tekad dan upaya untuk bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh para penggawa Iran tersebut.
Dari aspek nonteknis, skuat Singa Asia memiliki modal yang cukup kuat, yaitu gairah bermain. ''Jika kamu sudah semangat dan gairah dalam memainkan sepak bola, itu sudah menjadi awal yang bagus. Dengan semangat dari para pemain dan dukungan dari para fans, kami terbukti mampu lolos ke Piala Dunia 2014,'' lanjut pelatih yang bermain sebagai kiper saat melakoni karier profesionalnya tersebut.
Meski kontraknya bersama timnas Iran bakal habis usai gelaran Piala Dunia 2014, tapi Queiroz memiliki mimpi buat warga Iran, khususnya di kancah si kulit bundar.
Gelaran Piala Dunia 2014, tutur Queiroz, bukanlah akhir dari torehan prestasi tim Singa Asia. Queiroz bermimpi untuk menciptakan fondasi di tim utama Iran.
''Lihatlah Brasil 2014 sebagai tahap pembelajaran tim ini, tapi bukan berarti kami datang hanya sebagai turis. Kami harus bisa mewarisi sesuatu usai Brasil 2014. Tim ini harus berada dalam posisi yang bagus untuk bisa berkembang. Tim ini harus bisa lebih kuat, lebih berpengalaman, dan lebih siap,'' katanya.