REPUBLIKA.CO.ID, ACCRA -- Ada setitik kebanggaan buat publik Ghana kala Michael Essien dan kawan-kawan sukses memastikan langkah ke putaran final Piala Dunia 2014. Selain untuk ketiga kalinya secara beruntun berlaga di Piala Dunia, tapi sorotan juga layak diberikan kepada Kwesi Appiah.
Pelatih berusia 53 tahun itu menjadi pelatih lokal pertama yang mampu membawa the Black Stars tampil di Piala Dunia. Keraguan atas kemampuan pelatih-pelatih lokal asal Afrika pun secara perlahan mulai luntur. Bersama Stephen Keshi yang melatih Nigeria, Appiah menjadi dua pelatih asal Afrika yang berkiprah di Brasil 2014.
Jika menilik perjalanan karier Appiah, eks kapten timnas Ghana ini sepertinya memang sudah disiapkan untuk mengisi kursi pelatih utama the Black Stars.
Sempat mengambil lisensi kepelatihan di Manchester City dan Liverpool, Appiah diminta mendampingi tiga pelatih asing yang sebelumnya sempat menukangi Ghana terhitung sejak 2007 hingga 2012 silam. Dimulai dari sebagai asisten pelatih Claude Le Roy, Milovan Rajevac, dan terakhir Goran Stevanovic.
Demi mengasah kemampuannya, Appiah sempat ditunjuk menukangi Timnas Ghana U-23. Hasilnya sebuah medali emas di ajang All-Africa Games pada 2011 menjadi koleksinya buat timnas Ghana U-23.
Appiah pun akhirnya dipercaya menukangi timnas Ghana senior pada April 2012 dan sukses mengantarkan Kevin Prince Boateng dan kawan-kawan terbang ke Brasil 2014.
Keberadaan pelatih lokal ini pun memiliki keuntungan tersendiri buat Ghana. Pelatih lokal dianggap tidak memiliki kendala dalam hal komunikasi bahasa dengan para pemain. Terlebih, Appiah adalah salah satu mantan pemain timnas Ghana.
Kedekatan personal inilah yang menjadi nilai tambah buat soliditas skuat the Black Stars. ''Di Piala Dunia 2010, kami memiliki pelatih yang bahkan tidak bisa bahasa inggris. Jadi, cukup sulit buat pemain untuk bisa mengerti instruksi pelatih,'' kata Appiah seperti dikutip Ghana Soccernet.
Di mata para pemain, Appiah memang dikenal sebagai pelatih yang tegas. Bahkan, Appiah, tidak segan-segan untuk menegur pemain-pemain senior dan pemain bintang.
Appiah pun lebih memilih untuk tidak terlalu banyak bicara kepada para pemain dan lebih mencoba mendekati mereka secara personal. Bahkan, para pemain Ghana menjuluki Appiah sebagai ''the Silent Killer''.