REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSLES -- Sosok Marc Wilmots sejatinya tak asing di mata pecinta sepak bola Belgia. Sejak berusia 18 tahun, Wilmots telah aktif bermain sebagai pemain klub Sint-Truiden.
Permainannya semakin bersinar ketika memperkuat Standard Liege pada tahun 1991-1996. Dari 136 caps, Wilmots berhasil menyumbangkan 67 gol di semua kompetisi. Karier Wilmots diakhiri ketika dia bermain bagi Schalke 04 pada tahun 2001-2003.
Di level tim nasional, pria 45 tahun ini tak kalah gemilang. Wilmots mulai memasuki skuat Belgia untuk timnas U-19. Setelah itu merangsak ke U-21 dan di tahun 1990 bergabunglah dia dengan timnas senior Belgia.
Selama berseragam Red Devils, Wilmots mengemas 78 pertandingan dan membubuhkan 28 gol hingga akhirnya pensiun pada tahun 2002.
Lepas dari keikutsertaannya sebagai pemain profesional, Wilmots nyatanya tidak bisa meninggalkan dunia sepak bola.
Pria yang berposisi sebagai penyerang ketika merumput di lapangan hijau ini memulai posisi baru sebagai tim manajemen Schalke pada 2003. Setelah itu, dia berpindah untuk masuk manajemen Sint-Truiden dari tahun 2004-2005.
Sempat menghilang dari dunia sepak bola selama empat tahun, Wilmots akhirnya mendapatkan panggilan dari Federasi Sepak Bola Belgia (KBVB). Dia diminta untuk mengisi bangku asisten pelatih mendampingi Dick Advocaat pada 2009.
Hanya setahun berselang, Advoocat harus lengser dari kursi jabatannya dan digantikan Georges Leekens. Namun kursi asissten pelatih tetap dipertahankan milik Wilmots.
Senasib dengan Advocaat, Leekens tetap gagal menaikkan peringkat Belgia di ranah Eropa. Bahkan, Belgia sama sekali tak lolos Piala Eropa untuk ketiga kalinya sejak tahun 2004. Leeknes akhirnya dicabut sebagai juru taktik Belgia.
Kebingungan mencari pelatih baru, KBVB mencoba memanggil pelatih kelahiran Belgia, Eric Gerets. Sayang pada waktu itu, Gerets masih terikat kontrak menangani timnas Maroko.
Tak ingin bangku kepelatihan mengalami kekosongan. Pada Mei 2012, KVBV akhirnya menjadikan Wilmots sebagai pelatih sementara. Dia akan menangani Belgia untuk melakukan uji coba melawan Montenegro dan Inggris.
Melihat hasil yang cukup baik dan adanya perkembangan dari para pemain Belgia, sebulan kemudian, tepatnya pada 6 Juni, Wilmots akhirnya didapuk menjadi pelatih resmi dengan kontrak berdurasi dua tahun. Artinya, dia akan menangani timnas Belgia sampai akhir Piala Dunia 2014.
Salah satu gebrakan dari Wilmots adalah menggabungkan pemain muda bertalenta Belgia dengan para seniornya. Eden Hazard, Kevin de Bruyne maupun Christian Benteke dipercaya menggunakan kaos Belgia.
"Generasi ini akan bersinar terang pada waktunya. Karena, mereka masih muda dan mempunyai banyak bakat," ungkap Wilmots di laman Yahoo.
"Kami harus realistis dan memberi mereka waktu. saat ini kami telah berhasil membangun tim dan terus bergerak maju menuju kemenangan," katanya.