Kamis , 12 Jun 2014, 20:43 WIB

Wah...Sambutan Piala Dunia Lebih Semarak Dibanding Pilpres

Red: M Akbar
Sambut Piala Dunia Sejumlah bendera negara peserta Piala Dunia terpasang menghiasi bagian depan sebuah perumahan di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Senin (9/6). beragam jenis kegiatan warga dunia dalam menyambut perhelatan sepak bola piala dunia FIFA 2014
Foto Republika/Rakhmawaty La'lang

Sambut Piala Dunia Sejumlah bendera negara peserta Piala Dunia terpasang menghiasi bagian depan sebuah perumahan di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Senin (9/6). beragam jenis kegiatan warga dunia dalam menyambut perhelatan sepak bola piala dunia FIFA 2014

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Euforia Piala Dunia di Samarinda, Kalimantan Timur, ternyata terlihat lebih semarak dibanding pelaksanaan kampanye pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI.

Sejak masa kampanye yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum yang berlangsung mulai 4 Juni hingga 5 Juli 2014, pemasangan atribut masing-masing pasangan calon presiden di Kota Samarinda belum terlihat semarak. Hanya beberapa "bilboard" dan spanduk milik pasangan calon presiden yang terlihat terpasang di sejumlah titik di Kota Samarinda.

"Berbeda dengan pelaksanaan pemilu legislatif, pada masa kampanye pilpres ini tidak terlihat begitu semarak. Hanya ada beberapa spanduk dan bilboard terlihat terpajang di jalan, sementara saat pemilu legislatif hampir seluruh kawasan dipenuhi artibut calon anggota legislatif dan partai politik," ungkap seorang warga Samarinda, Riyadi, Kamis (12/6).

Sementara, euforia Piala Dunia yang akan mulai berlangsung 13 Juni 2014, mulai terasa dengan banyaknya kelompok masyarakat di Kota Samarinda yang akan menggelar nonton bareng (nobar).

Bahkan, beberapa komunitas masyarakat menggelar arisan piala dunia untuk menyemarakkan pagelaran sepak bola terbesar yang dilaksanakan empat tahun sekali tersebut.

"Kami jenuh dengan dengan hiruk-pikuk politik yang ada selama ini, sehingga dengan pagelaran Piala Dunia ini dapat memberi hiburan kepada masyarakat di tengah maraknya black campaign atau kampanye hitam pada pemilihan presiden kali ini," kata Riyadi.

Warga Samarinda lainnya, Ikram mengatakan, bersama rekan-rekannya menggelar arisan Piala Dunia itu hanya untuk menyemarakkan pesta sepak bola empat tahunan tersebut.

"Kami hanya ingin menyemarakkan ajang piala dunia ini bersama teman-teman dan tidak peduli dengan pemilu presiden. Jadi, arisan itu kami laksanakan dengan mengumpulkan uang dari setiap teman kemudian menebak siapa yang akan menjadi juara. Kemudian, pada malam final uang itu akan digunakan makan-makan sambil nobar. Jadi, arisan itu hanya agar kami semangat nonton piala dunia," ujar Ikram.

Pengamat Politik dan Hukum Universitas Mulawarman Samarinda Herdiansyah Hamzah, mengatakan, kurang semaraknya pelaksanaan kampanye pilpres di Kaltim, khususnya di Samarinda lebih disebabkan minimnya sosialisasi dari tim sukses pasangan kedua calon presiden.

Penyelenggaraan Piala Dunia kata dia, bisa menjadi momentum tim sukses pasangan calon presiden untuk menarik dukungan masyarakat.

"Bisa saja, dengan menggelar nonton barang sambil menyampaikan visi dan misi pasangan calon presiden. Jadi, ini (Piala Dunia) sebenarnya bisa dimanfaatkan tim sukses pasangan capres untuk mensosialisasikan program-program mereka," ujar Herdiansyah Hamzah.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
piala dunia pemilu presiden
Berita Terkait
Berita Terpopuler
Berita Lainnya