REPUBLIKA.CO.ID, BELO HORIZONTE -- Yel-yel yang diteriakkan puluhan ribu fans Brasil langsung berubah menjadi tangisan pada menit ke-23. Mereka tak kuasa melihat tim kesayangannya dibobol dua kali dalam jangka waktu secepat itu oleh Jerman dalam partai semifinal Piala Dunia 2014 di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Rabu (9/7) dini hari WIB.
Belum selesai menghapus air mata, fans Brasil malah semakin meringis. Mereka bak diterjang Tsunami. Semuanya hancur dalam waktu sekejap. Impian dan harapan menjadi juara di negeri sendiri sirna setelah Jerman menambah tiga gol hanya dalam selang waktu enam menit. Jerman unggul 5-0 pada babak pertama lewat gol Thomas Mueller (11'), Miroslav Klose (23'), Toni Kroos (24', 26') dan Sami Khedira (29').
Di babak kedua, Jerman menambah dua gol lewat Andre Schuerrle pada menit ke-69 dan 79'. Sementara Brasil hanya bisa membuat satu gol hiburan lewat Oscar pada menit ke-91 untuk memperkecil kekalahan menjadi 1-7. Ini menjadi kekalahan terburuk dalam sejarah sepak bola Brasil.
Kekalahan terbesar Brasil sebelumnya tercipta 94 tahun lalu, tepatnya pada 18 September 1920 ketika dibantai Uruguay 0-6 di Copa America. Bukan hanya itu, ini juga merupakan kekalahan pertama Brasil di kandang sendiri setelah 38 laga kompetitif. Terakhir, Brasil menuai kekalahan di markas sendiri yakni saat dibekuk Peru 1-3 pada 1975 di ajang Copa America.
Pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari menyebut kekalahan ini sebagai bencana. Scolari pun merasa pantas dijadikan sebagai orang yang harus disalahkan. Sepak bola, kata dia, memang pertandingan tim. Tapi dialah yang menjadi otak atas permainan anak-anak asuhnya.
"Yang memutuskan susunan pemain, taktik, adalah saya. Saya yang bertanggung jawab," Scolari mengatakan.
Pria berusia 65 tahun itu mengatakan Brasil sebenarnya masih memiliki harapan ketika baru tertinggal dua gol hingga menit ke-23. Namun pertandingan selesai bagi Brasil ketika Jerman mampu menambah tiga gol hanya dalam selang waktu enam menit.
"Enam atau tujuh menit itu yang mengubah pertandingan," ujarnya. Scolari berharap masyarakat Brasil mau memberikan maaf atas kegagalan tim asuhannya.