REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Pemerintah Kabupaten Aceh Barat meluncurkan program peremajaan kelapa sawit (replanting) bantuan pemerintah pusat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah itu.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Aceh Barat, Said Mahjali mengatakan, Aceh Barat merupakan daerah pertama di Aceh yang mendapatkan program replanting itu.
"Tujuan dilaksanakan launching program peremajaan kelapa sawit ini untuk menginformasikan kepada publik bahwa program replanting sudah dimulai," katanya.
Peluncuran itu ditandai dengan penanaman perdana bibit kelapa sawit replanting oleh Bupati Aceh Barat, Ramli di Desa/ Gampong Lek - Lek, Kecamatan Panton Reu yang dihadiri semua unsur terkait di daerah.
Said Mahjali, menambahkan pada 2018 kuota replanting untuk Aceh Barat seluas 1.110 hektare dengan alokasi anggaran Rp25 juta per hektar. Selanjutnya, program itu akan dibantu dana pinjaman Bank Mandiri Syariah.
Pada tahap pertama Pemkab Aceh Barat merencanakan membuka 142 hektare dan tahap ke dua adalah seluas 332 hektare, dengan jumlah petani terlibat tahap pertama 89 orang dan tahap dua 300 orang lebih.
"Diharapkan dengan program replanting ini dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan petani," kata dia.
Bupati Aceh Barat Ramli, mengharapkan agar replanting sawit diikuti dengan pembangunan pabrik kelapa sawit. Dia menambahkan lahan sawit di Provinsi Aceh cukup luas, namun sangat terbatas Pabrik Kelapa Sawit (PKS), seperti di Aceh Barat terdapat 21 ribu hektare kebun sawit dan tersedia satu unit PKS di daerah itu.
"Saya sering mendengar keluhan masyarakat Aceh Barat, mereka antri di Perusahaan-perusahaan kelapa sawit. Makanya saya meminta kepada Dirjen Perkebunan di Jakarta untuk membangun pabrik kelapa sawit di Aceh Barat, kalau ada investor di pusat pun boleh, ini tidak rugi karena dikelola oleh koperasi," ujarnya.