REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Lampung menyatakan stok beras untuk kebutuhan di wilayah Lampung cukup hingga 12 bulan. Cadangan beras Bulog tersebut juga dipergunakan untuk bantuan sosial beras sejahtera dan juga operasi pasar. Selain itu, juga didistribusikan ke provinsi di Sumatra.
Kepala Perum Bulog Divre Lampung M Attar Rizal mengatakan, saat ini Bulog sudah menyalurkan beras bantuan sosial keluarga prasejahtera sebanyak 62.215 ton. Sedangkan beras untuk operasi pasar menggunakan cadangan beras pemerintah (CPB) sebanyak 15.057 ton.
“Sekarang ini stok beras di gudang Bulog cukup sampai 12 bulan,” kata M Attar Rizal kepada Republika.co.id, Jumat (11/1).
Ia mengatakan cadangan beras di gudang Bulog Lampung sebanyak 67 ribu ton. Sedangan serapan dari Bulog untuk pengadaan pada tahun 2018 sudah teralisasi sebanyak 80.943 ton. Pada awal Januari 2019 telah disalurkan dalam peluncuran sebanyak 42 ribu ton beras ke pasar-pasar tradisional, toko pangan Indonesia, dan juga rumah pangan kita (RPK).
Mengenai bantuan untuk korban tsunami, Attar Rizal mengatakan, CBP untuk jatah Kabupaten Lampung Selatan dan juga CBP Kabupaten Pesawaran sudah diambil untuk dialokasikan ke daerah bencana di Kabupaten Lampung Selatan. “Bulog sudah meluncurkan bantuan melalui CSR (Corporate Social Responsibility) sebanyak Rp 50 juta,” katanya.
Bantuan yang terdistribusi dari Perum Bulog Lampung berupa beras jenis medium 1.500 kg, minyak goreng 100 liter, gula pasir 100 kg, mi instan 30 dus, telur ayam 100 kg, dan air mineral 30 dus. Bantuan tersebut telah diserahkan kepada Dapur Umum di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, pada akhir tahun lalu.
Bantuan beras tesebut diambil dari CBP yang telah diserahkan Bulog Lampung sebanyak satu ton untuk keperluan logistik korban bencana alam di Kecamatan Kalianda dan Rajabasa sehari setelah kejadian bencana tsunami.
Selain di Kalianda dan Rajabasa, bantuan beras Bulog juga mengalir kepada korban di Pulau Legundi, Pesawaran, dan pengungsi di Kantor Pemprov Lampung, dan Kalianda, dan di Desa Way Muli, Rajabasa.