REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sangat mempengaruhi pricing yang ada pada perbankan. Proporsi CASA terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih rendah di bank syariah membuat calon nasabah enggan beralih karena mahalnya pricing.
Direktur BCA Syariah, John Kosasih menyampaikan pricing merupakan salah satu salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan nasabah. Ia menilainya sebagai hal yang wajar dan normal. Meski demikian, John menyampaikan pricing perbankan syariah saat ini sudah cukup kompetitif.
"Memang CASA bank syariah belum sekuat, stabil dan serendah konvensional, sehingga mempengaruhi Cost of Fund (COF)," kata dia pada Republika.co.id, Ahad (3/3).
John menyampaikan CASA di BCA Syariah berada di posisi 18-19 persen terhadap DPK. Target tahun 2019 diharapkan bisa lebih baik yakni di atas 20 persen. Kedepannya, BCA Syariah menargetkan CASA di rentang sampai dengan 25 persen secara bertahap.
"CASA ditargetkan meningkat menjadi sekitar Rp 1,5 -1,6 triliun," katanya.
Sejumlah strategi tersedia secara berkelanjutan. Umumnya, BCA Syariah melakukan ekspansi jaringan kantor agar dapat menjangkau lebih banyak nasabah potensial. Kemudian terus mengembangkan produk, layanan, dan infrastruktur.
John menilai nasabah harus dibuat nyaman dalam bertransaksi. Sehingga BCA Syariah tidak banyak menerapkan biaya-biaya transaksi, termasuk dalam penggunaan mobile banking. Sebagian besar layanan diberikan secara gratis.
John mengatakan BCA Syariah tidak mencari banyak pendapatan melalui fee based income. Melainkan mengedepankan kolaborasi dan inovasi dari internal perusahaan. BCA Syariah melakukan kerja sama dengan teknologi finansial (tekfin).
Sementara, BNI Syariah telah mencapai rasio CASA 55,82 persen terhadap DPK per Desember 2018. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 51,60 persen. Sementara DPK BNI Syariah mencapai Rp 35,50 triliun atau tumbuh 20,82 persen dengan jumlah nasabah mencapai lebih dari tiga juta.
Sekretaris Perusahaan BNI Syariah Rima Dwi Permatasari menyampaikan perusahaan fokus pada pertumbuhan tabungan dan kemudahan transaksi nasabah dengan dukungan sinergi BNI incorporated. Selain itu mengedepankan ziswaf sebagai pilar utama ekonomi Islam.
"BNI Syariah juga menggencarkan pelatihan manajemen masjid yang tahun lalu telah dilakukan di 1.256 masjid," katanya.
Dengan demikian, jumlah nasabah dan posisi CASA bisa bertahan dan cenderung mengalami kenaikan. BNI Syariah juga memperkuat terus nilai perusahaan sebagai Hasanah Banking Partner yang berarti menjadi mitra kebaikan nasabah.