Selasa 02 Apr 2019 08:22 WIB

Inflasi Belum Pengaruhi Daya Beli

Iinflasi juga masih sangat rendah meski sudah mendekati bulan Ramadhan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
hamparan tanaman bawang putih di Desa Licin Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Foto: Humas Kementan.
hamparan tanaman bawang putih di Desa Licin Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meningkatnya harga bawang putih membuat laju inflasi komoditas produk hortikultura tersebut tercatat sebesar 0,04 persen pada Maret 2019. Ekonom dari Institute for Developments of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, Inflasi belum akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

“Karena (inflasi) ini relatif rendah jika dibandingkan dengan Maret 2018,” kata Nailul saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/4).

Baca Juga

Dia menambahkan, jika dibandingkan secara kalender, inflasi juga masih sangat rendah meski sudah mendekati bulan Ramadhan. Kendati demikian, dia menyarankan kepada pemerintah untuk tetap menjaga stabilitas harga komoditas pangan lainnya. Dia menilai, terdapat kecenderungan bagi komoditas pangan lain ikut melonjak secara harga.

Nailul menyebutkan, adapun komoditas pangan lainnya yang dapat melonjak tinggi berupa komoditas pelengkap seperti bawang merah. Selain bawang merah, kata dia, belum ada komoditas pangan lainnya yang cenderung mengalami kenaikan harga dan menyebabkan inflasi.

Kendati demikian dia menilai, jika tidak ada tindakan jangka pendek yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki harga bawang putih di pasaran, harga bawang putih akan tetap tinggi. Mengacu pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per 1 April 2019, harga bawang putih ukuran sedang di DKI Jakarta mencapai Rp 53 ribu per kilogram. Sementara harga rata-rata bawang putih di Pulau Jawa berada di kisaran Rp 33 ribu hingga Rp 45.050 per kilogram.

“Harus ada impor (solusi jangka pendek), karena produksi dalam negeri hanya lima persen dari konsumsi nasional,” katanya.

Menurutnya, keadaan itu tidak akan berubah hingga 10 tahun ke depan. Artinya, kata dia, ketergantungan Indonesia terhadap bawang putih impor masih akan terus terjadi. Menurutnya, harga bawang putih akan sangat tinggi di pasaran ketika permintaan terus meningkat, utamanya menjelang momentum hari raya maupun menjelang bulan Ramadhan.

Dia menyarankan pemerintah untuk tidak menunda pengeluaran izin impor. Sebab, hal itu guna menekan lonjakan harga bawang putih semakin meningkat menjelang Ramadhan. Nailul menambahkan, pemerintah juga perlu membenahi permasalahan impor bawang putih yang dilaksanakan oleh Perum Bulog agar dapat memastikan pasokan bawang putih aman.

“Kalau pasokan aman, harga juga akan terjaga,” katanya.

Sebelumnya diketahui, BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0,11 persen pada Maret 2019. Harga tiket pesawat menjadi salah satu kontibusi dominan sebesar 0,03 persen. Menyusul kemudian kenaikan harga bawang merah, bawang putih, dan cabai merah yang masing-masing berkontribusi pada inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, dan 0,01 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement