REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Presiden Joko Widodo meminta agar pengusaha penggilingan padi menggunakan mesin pengering padi atau dryer. Sebab, dengan menggunakan dryer, pengeringan gabah bisa dilakukan saat musim kemarau maupun musim hujan.
Jokowi mengingatkan kepada pemilik penggilingan sekarang sudah zaman modern. Dari sejak dia kecil sampai sekarang proses pengeringan gabah masih dilakukan manual dijemur di bawah sinar matahari.
Jokowi menyatakan, ketika pengilingan memiliki mesin pengering, setiap saat musim apapun gabah bisa dikeringkan dengan mesin pengering. "Penggilingan harus memiliki dryer. Kalau beli dryer itu ngambil pinjaman dari bank, jasanya kan bisa untuk ngangsur bank," kata Jokowi saat acara Silaturahim Presiden RI dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) se-Jawa Tengah di GOR Diponegoro, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (3/4).
Di samping itu, dia juga meminta agar pengusaha penggilingan padi memiliki mesin pengemasan beras. "Sehingga, keluar dari mesin sudah dalam bentuk kemasan yang sudah bisa dijual. Diberi merek. Supaya Sragen-nya muncul," ujar Jokowi.
Jokowi menegaskan, masyarakat Indonesia ke depan menghadapi perubahan global yang cepat. Jika masyarakat Indonesia tidak mengikuti perubahan zaman, tidak mengubah pola lama menjadi pola baru, maka akan tertinggal dari negara lain.
Pada acara yang sama, seorang pengusaha penggilingan padi, Endang, mengaku sudah menjalankan usahanya tersebut sejak 2001. Proses pengeringan padi masih dilakukan secara manual dengan cara dijemur di bawah sinar matahari.
Endang mengaku tidak membeli mesin pengering karena belum memiliki dana yang cukup. "Mau pinjam dari bank masih takut. Untuk modal membeli gabah saja sudah pinjam dari bank, apalagi untuk itu [membeli mesin pengering]," jelas Endang saat diminta Jokowi naik ke panggung.
Acara silaturahim tersebut dihadiri oleh anggota Perpadi, Gapoktan, pengusaha pupuk, perangkat desa, lurah, serta warga Sragen.