REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak terasa, bulan suci Ramadhan akan tiba sebentar lagi. Inilah bulan di mana segenap kaum Muslimin yang sudah cukup usia diwajibkan berpuasa. Selain itu, amal ibadah juga dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Di satu sisi, berpuasa kala Ramadhan memang kewajiban. Ibadah ini juga termasuk Rukun Islam. Di sisi lain, berpuasa seyogianya menjadi keinginan dari diri pribadi. Sebab, ada begitu banyak manfaat puasa, misalnya, dari segi kesehatan.
Berbagai penelitian medis membuktikan, puasa dapat mencegah penyakit-penyakit, baik yang bersifat psikis maupun fisik. Pertama-tama, puasa dinilai mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hal itu pada gilirannya dapat mencegah masuknya pelbagai bibit penyakit.
Dengan berpuasa, indikator fungsional sel-sel getah bening akan membaik hingga 10 kali lipat. Kemudian, persentase sel-sel yang bertanggung jawab atas kekebalan spesifik (limfosit 1) juga kian banyak.
Selain itu, beberapa jenis antibodi dalam tubuh akan bertambah pesat. Demikian pula, reaksi ketahanan akan meningkat sebagai akibat dari bertambahnya protein lemak yang berkepadatan rendah.
Anda sedang ingin berdiet? Berpuasalah! Puasa mencegah kegemukan (obesitas) yang membawa pelbagai dampak negatif. Kegemukan dapat diakibatkan adanya gangguan dalam pencernaan makanan. Selain itu, faktor kegemukan juga ditemukan dari tekanan lingkungan, kejiwaan, atau sosial. Semua stres itu adakalanya datang bersama-sama.
Semua faktor yang dapat menyebabkan kegemukan dapat dicegah dengan melalui puasa. Apalagi, puasa bukanlah diet yakni semata-mata menolak masuknya makanan. Dalam berpuasa, ada ketenangan batin yang dipicu nuansa keimanan yang tinggi. Isilah waktu berpuasa dengan banyak beribadah dan berzikir, termasuk membaca Alquran. Dengan menghindari emosi, kecemasan serta menahan hawa nafsu, seseorang dapat mengarahkan seluruh energi ke arah yang positif dan bermanfaat.
Puasa juga dapat mencegah pembentukan batu-batu ginjal. Sebab, berpuasa berarti ikut menambah tingkat sodium, yang kemudian mencegah kristalisasi garam kalsium.
Selain itu, bertambahnya zat urine juga dapat membantu mencegah jatuhnya garam air kencing yang membentuk batu–batu pada saluran kencing.
Puasa Ramadhan juga selaras dengan logika keseimbangan. Sebelas bulan lamanya sistem pencernaan bekerja tak henti-henti karena tubuh terus dipasok makanan dan minuman. Saat Ramadhan, sistem tersebut "beristirahat" 12 jam lamanya. Karena itu, ada pula imbauan untuk berbuka puasa secukupnya. Jangan jadikan momen buka puasa dan sahur sebagai "balas dendam", yakni dengan makan sebanyak-banyaknya. Bila hal itu terjadi, makna keseimbangan akan hilang.