REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dokter spesialis saraf dr Untung Gunarto SpS MM mengatakan berpuasa baik dilakukan oleh penderita riwayat strok. Puasa bisa menjadi pengendali faktor risiko strok.
"Untuk penderita riwayat strok atau pernah strok, puasa dapat menguntungkan dalam mencegah strok ulang karena pada kondisi puasa bisa menjadi pengendali faktor risiko strok," kata dokter di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto itu di Purwokerto, Selasa.
Menurut Untung, puasa merupakan salah satu cara untuk mencegah strok. Kendati demikian, bagi penderita yang sedang mengalami serangan strok maka berpuasa kurang dianjurkan.
"Penderita strok yang kurang dianjurkan puasa adalah mereka yang memiliki risiko dehidrasi atau pada penderita strok dengan diabetes melitus yang rentan terhadap penurunan gula darah secara drastis," katanya.
Dia menjelaskan, pada dasarnya strok adalah penyakit yang mengikuti faktor risiko strok itu sendiri. Faktor risikonya mencakup ipertensi, diabetes melitus, kelainan bawaan pada pembuluh darah, kegemukan, penyakit jantung, kurang olahraga, dan merokok.
"Pada saat orang berpuasa tentu faktor-faktor risiko yang disebutkan bisa dikendalikan sehingga berdampak baik untuk mencegah strok," katanya.
Sementara itu, dia juga mengingatkan bahwa selama menjalankan ibadah puasa, penderita riwayat strok tetap harus memerhatikan asupan makanan pada saat berbuka atau saat sahur. Untuk asupan makan, penderita riwayat strok harus menyesuaikan dengan faktor risiko pada penderita strok.
"Misalkan, pada penderita hipertensi berarti kuncinya pada pengendalian garam, pada diabetes melitus, maka sesuai dengan anjuran penyakit DM dan sebagainya," katanya.
Dengan tetap memperhatikan asupan makanan, diharapkan penderita strok dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar.