REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat gaya hidup nol sampah Siska Nirmala berbagi kiat untuk menjalani Ramadhan yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah menyusun daftar takjil dalam rangka mengurangi makanan berlebih yang akhirnya menjadi sampah.
"Susun pola berbuka yang pas dan tidak bikin begah, misalnya dengan satu atau dua jenis takjil dan air putih sudah cukup. Kalau perlu, buat daftar menu takjil selama 30 hari dan patuhi menu yang sudah kamu buat," kata Siska pada Senin (6/5).
Dia menyarankan agar tidak berbelanja makanan di saat kondisi perut sangat lapar. Jika perut tidak lapar maka nafsu konsumtif berbelanja makanan dapat dikendalikan.
Kiat Ramadhan yang ramah lingkungan lainnya adalah jangan lupa membawa wadah makan dan botol minum kosong saat membeli takjil. Membawa wadah sendiri dapat menghindari menumpuknya sampah plastik.
"Satu wadah saja. Dengan bawa wadah makan yang terbatas, kamu juga tidak akan bisa jajan berlebihan," kata dia.
Dengan membawa wadah sendiri maka takjil yang dibeli tidak berlebihan. Selain dapat menghindari sampah plastik, trik ini sekaligus menghindari makanan mubazir karena tidak termakan. Dia mengingatkan agar Muslim selalu mengikuti sunnah rasul dengan berhenti makan sebelum kenyang.
Jika memasak, Siska menyarankan masaklah untuk menu berbuka yang disesuaikan dengan kebutuhan sekali berbuka dan sekalian sahur. "Menu itu dipastikan habis. Biasanya kalau disimpan untuk esok hari justru tidak akan dimakan karena saat puasa biasanya ingin makanan yang baru," jelasnya.
Ia juga menyarankan ketika berbelanja bahan masakan apalagi sayuran usahakan jangan ditumpuk lebih dari satu pekan. Lebih baik belanja dalam jumlah kecil tapi sering. Misalnya berbelanja setiap tiga atau empat hari sekali.
Hal ini dimaksudkan agar bahan masakan dapat dimasak semua tanpa ada yang terbuang. "Intinya, beli makanan yang terencana. Beli yang kita butuh, bukan yang kita mau," kata dia.
Ramadhan menurut dia menjadi waktu yang tepat untuk mulai mengubah gaya hidup jadi lebih ramah lingkungan. "Karena sejatinya Ramadhan adalah bulan pengendalian diri, menahan segala hawa nafsu, termasuk hawa nafsu konsumtif. Dengan menahan diri dan tak berlebihan, Insya Allah membawa kebaikan. Tidak cuma untuk diri sendiri tapi juga lingkungan," tegas Siska.