REPUBLIKA.CO.ID, CALGARY — Umat Islam di Calgary, Kanada gugup menyambut bulan suci Ramadhan tahun ini. Ada kekhawatiran terhadap sepinya jumlah jamaah ke masjid pascaserangan di dua masjid di Christchruch, Selandia Baru pertengahan Maret lalu.
“Orang-orang agak gugup,” kata Wakil Presiden Dewan Tertinggi Islam Kanada dan Presiden Muslim Melawan Terorisme, Atthar Mahmood dilansir di Global News, Senin (6/6).
Pascaserangan terorisme di dua masjid di Christchruch, Mahmood mengatakan ada penurunan jumlah anak muda yang menghadiri salat berjamaah di Calgary. “Hanya beberapa dari mereka yang muncul dan saya tahu itulah (penembakan dua masjid Christchruch) penyebabnya,” ujar dia.
Serangan baru-baru ini terhadap kelompok ras dan agama, memicu sekelompok orang dari Kota Calgaria membentuk satuan tugas anti-kebencian. Pertemuan pertama yang diselenggarakan Calgarians Against Racism Violence and Hate berlangsung pada April lalu. Kelompok itu terdiri dari orang-orang yang peduli terhadap agama dan budaya.
Dalam mengatasi kekhawatiran umat Muslim, Mahmood bertemu Pasukan Polisi Federal dan Nasional Kanada (RCMP). Dia mengatakan, kepolisian memberikan sejumlah saran pada anggota jamaah dalam hal keamanan dan cara mengenali orang-orang yang mencurigakan di masjid. Namun, Mahmood tidak menjelaskan saran dan masukan apa saja yang diberikan aparat kepolisian.
Beberapa waktu lalu, serangan terhadap kelompok ras dan agama memicu sekelompok Calgarians membentuk satuan tugas anti-kebencian. Mereka yang berasal dari berbagai latar belakang budaya berkumpul di Akram Jomaa Islamic Center.
“Kebodohan menimbulkan ketidaktahuan dan kebencian,” kata Kepala Pusat Islam Calgary Selatan, Junaid Mahoon.