REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembahasan puasa sangat luas ruang lingkupnya. Di antaranya diperoleh dari Alquran, hadis, dan juga kitab fikih karangan para ulama. Namun, bagaimana cara berpuasa Rasulullah di Bulan Ramadhan?
Dalam buku M. Quraish Shihab Menjawab, dijelaskan bahwa Rasulullah berpuasa sambil melakukan aktivitas yang bermanfaat, bahkan karya-karya terbesar Rasulullah dicapai di Bulan Ramadhan, seperti kemenangan dalam perang Badar dan keberhasilan menguasai Kota Makkah.
Sebagai pakar tafsir Quraish mengatakan, setiap Bulan Ramadhan Rasulullah melakukan tadarus atau membaca Alquran. Selain itu, Rasulullah juga bangun untuk sahur menjelang fajar.
Sementara, menjelang berbuka puasa hingga Azan Maghrib, Rasulullah banyak berzikir dengan mengesakan Allah dan beristighfar sambil memohon surga dan ridha-Nya. Juga berlindung dari neraka dan murka-Nya.
Saat berbuka puasa, Rasulullah hanya makan dengan tiga buah kurma dan kemudian Rasulullah melaksanakan shalat Maghrib. Pada sepuluh dari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah kemudian tinggal di masjid untuk beriktikaf.
Untuk menjalankan sunah Nabi, masyarakat Indonesia juga sudah banyak melakukan iktikaf di masjid, khususnya pada sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan. Mereka melakukan iktikaf di masjidmasjid kecil maupun di masjid besar seperti Masjid Istiqlal Jakarta.
Di Masjid Istiqlal Jakarta, ribuan umat Islam sangat banyak yang melakukan iktikaf. Bahkan, jumlahnya mencapai angka ribuan. Karena, jamaah yang beriktikaf tidak hanya dari daerah Jawa saja, tapi juga ada yang dari luar jawa. Mereka bisanya juga sudah membawa perlengkapan mandi dan pakaian secukupnya untuk beriktikaf di masjid selama 10 hari terakhir Ramadhan.