Warga Berbuka Puasa di Masjid Bersejarah Pulau Penyengat

Red: Agung Sasongko

Ahad 26 May 2019 18:29 WIB

Suasana Mesjid Sultan Riau, Pulau Penyengat, Kepri, 7/6. Adonan tembok masjid Sultan Riau ini dipercayai terbuat dari campuran putih telur pada masa Sultan Abdurahman Shah pada tahun 1832M. Kini masjid ini merupakan destinasi pariwisata bagi Propinsi Kepri untuk mengaet wistawan lokal dan wisatawan mancanegara. Foto: Republika/Yogi Ardhi Suasana Mesjid Sultan Riau, Pulau Penyengat, Kepri, 7/6. Adonan tembok masjid Sultan Riau ini dipercayai terbuat dari campuran putih telur pada masa Sultan Abdurahman Shah pada tahun 1832M. Kini masjid ini merupakan destinasi pariwisata bagi Propinsi Kepri untuk mengaet wistawan lokal dan wisatawan mancanegara.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ratusan warga dari berbagai daerah berbuka puasa di Masjid Raja Sultan Riau di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Ahad (26/5).

"Bukan hanya warga Tanjungpinang dan wisatawan dari berbagai daerah yang berbuka puasa di Pulau Penyengat, melainkan juga wisatawan asal Malaysia dan Singapura," kata Ketua Lembaga Adat Melayu Kepri Abdul Razak di Tanjungpinang.

Berbuka puasa dan shalat tarawih di Pulau Penyengat sudah seperti tradisi tahunan warga setempat maupun warga kebangsaan Malaysia dan Singapura yang memiliki hubungan saudara dengan raja-raja terdahulu di Pulau Penyengat.

Selain melakukan ibadah, tradisi yang dilakukan mereka, yakni ziarah ke kuburan sultan atau raja di sekitar Pulau Penyengat.

"Kalau sekarang mungkin tidak seperti dahulu. Kalau dahulu, rasanya kurang lengkap kalau tidak beribadah di Pulau Penyengat saat Ramadhan. Jadi pulau ini selalu ramai dikunjungi warga saat puasa" katanya.

Pantauan Antara di Pulau Penyengat, jumlah warga dan wisatawan yang berkunjung ke pulau bersejarah itu tidak banyak. Pedagang juga tidak banyak yang berjualan karena khawatir merugi.

"Tahun ini agak sepi, tidak seperti tahun sebelumnya," ucap Cik Noi, salah seorang pedagang di sekitar Masjid Raya Sultan Riau.

Sejumlah pengemudi becak motor juga mengatakan tidak ada penumpang pada hari ini. Warga yang berkunjung ke Pulau Penyengat lebih senang berjalan kaki atau menunggu di masjid.

 

Terpopuler