REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelindo II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) menyebut animo masyarakat tahun ini cukup tinggi untuk mudik dengan transportasi kapal laut. Mudik dengan kapal laut dapat menjadi alternatif di tengah fenomena tingginya harga tiket pesawat saat ini.
Direktur Sumber Daya Manusia IPC, Rizal Ariansyah mengatakan, tahun ini merupakan kali pertama IPC membuka program mudik gratis dengan moda kapal laut. Sebanyak 2.000 kuota pemudik disediakan khusus untuk warga Jakarta dan sekitarnya.
"Ini pertama kalinya IPC memfasilitasi mudik gratis dengan kapal laut. Ternyata tahun ini animo warga untuk pulang kampung dengan kapal laut cukup tinggi,” kata Rizal dalam keterangannya diterima Republika.co.id, Senin (27/5).
Ia menjelaskan, program mudik gratis sejatinya sudah sering dilakukan oleh BUMN sebagai bagian dari corporate social responcibility (CSR) perseroan. Hanya saja, tahun ini IPC baru dapat ikut berkontribusi.
Pada tahun ini, IPC membuka dua tujuan yakni Pelabuhan Batam dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dengan keberangkatan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tujuan Pelabuhan Batam telah dilepas pada Ahad (26/5) kemarin menggunakan KM Kelud.
Sementara, untuk tujuan Tanjung Perak baru akan dilepas pada Rabu (29/5) mendatang menaiki Kapal Penumpang Dorolonda. Rizal mengatakan, lewat mudik gratis itu, IPC membantu pemerintah untuk menyediakan sarana transportasi mudik yang aman dan nyaman serta dilengkapi dengan asuransi perjalanan.
"Mudik dengan kapal laut menjadi alternatif bagi warga yang hendak berlebaran di kampung halaman. Ini sangat membantu ketika masyarakat dihadapkan pada fenomena tingginya harga tiket pesawat,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyebut akan ada pergeseran penumpang dari pesawat ke moda kapal laut. Pihaknya pun meminta PT meminta PT Pelayaran Nasional Indonesia untuk menyiapkan kapal premium mengantisipasi hal tersebut.
Meskipun, dia menyebutkan bahwa pergeseran jumlah penumpang dari pesawat ke kapal tidak begitu signifikan, tetapi persiapan harus tetap dilakukan, seperti memperbanyak frekuensi dan peningkatan fasilitas.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Agus Purnomo membenarkan adanya pergeseran dari penumpang pesawat ke kapal. "Memang ada tapi jumlahnya belum dimonitor, yang jelas tren seluruh kapal jarak pendek meningkat," katanya.
Peningkatan diprediksi akan terjadi terutama di pelabuhan-pelabuhan besar seperti Batam, Makassar, Kumai, Balikpapan, Banjarmasin, Ternate dan Sorong. "Karena memang tiket pesawat mahal, orang cenderung pindah ke laut," katanya.