REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- EVC PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6, Eko Purwanto, mengatakan ada kenaikan jumlah penumpang untuk mudik Lebaran dibandingkan tahun lalu. Tapi, sudah dilakukan beberapa langkah antisipasi.
Ia menerangkan, di posko-posko Angkutan Lebaran sendiri diterapkan evaluasi setiap malamnya. Artinya, pelaksanaan Angkutan Lebaran akan termonitor secara harian dan terpantau lebih baik.
"Untuk Daop 6 ada kenaikan sekitar empat persen, dan persiapan kami sudah tambah kereta api tambahan," kata Eko di Stasiun Yogyakarta Tugu, Ahad (26/5) lalu.
Untuk itu, Kereta Api (KA) tambahan sudah pula ditambah menjadi delapan tambah satu dibandingkan tahun lalu. Selain itu, ada KA ekstra tambahan yang akan diterapkan pada Angkutan Lebaran tahun ini.
Dari jumlah penumpang harian dapat terlihat pula kenaikan di Daop 6. Pada Angkutan Lebaran 2018, dalam satu hari ada 33 ribu penumpang dan penumpang turun sekitar 32 ribu.
Eko berpendapat, kenaikan dikarenakan banyaknya pelajar-pelajar menyesuaikan keberangkatan dengan jadwal libur. Ia menekankan, sejak tiga bulan lalu persentase keterjualan sangat tinggi.
Secara operasional, Daop 6 sudah mengoperasikan jalur ganda, dan pada akhir Juni relasi Jebres-Palur rencananya sudah dioperasikan. Hingga kini, ada pengaturan di Solo yang masih harus diselesaikan.
"Semua titik-titik rawan yang secara teknis, internal maupun eksternal, sudah kami antisipasi agar tidak membahayakan atau mengganggu," ujar Eko.
Ada tiga titik untuk jalur ke arah Solo yang rawan banjir dan longosr. Tapi, terakhir, sudah diperbaiki dan statusnya dari zona merah sudah mendekati zona hijau, atau dalam kondisi aman.
Secara internal, diberikan pula penambahan petugas-petugas untuk pemeriksa jalan dan titik-titik rawan. Mereka akan bertugas selama 24 jam, termasuk, di titik-titik perlintasan tertentu.
"Kami berharap perlintasan dan masyarakat yang melintas dalam kondisi aman," kata Eko.