REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Dua hari yang lalu jalur Pantura yang melintasi wilayah Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon sangat ramai dilalui pemudik. Khususnya para pengguna sepeda motor dan mobil pribadi. Pada Sabtu (1/6) pagi sampai sore jumlah kendaraan yang melintasi jalur Pantura mulai bekurang, jalanan lebih longgar dibanding dua hari sebelumnya.
Berdasarkan pantauan Republika pada Sabtu (1/6) pagi sampai sore, di sepanjang jalur Pantura yang melintasi tiga kabupaten masih ada para pemudik yang menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi. Mereka melalui Karawang, Subang dan Indramayu menuju Cirebon dan Jawa Tengah. Mereka memacu kendaraan dengan kecepatan 60 km per jam sampai 80 km per jam karena jalanan cukup longgar.
Sementara jalur Pantura dari arah Indramayu, Subang dan Karawang menuju Jakarta juga terpantau lancar. Dua hari sebelumnya, jalur tersebut dipenuhi angkutan umum seperti bus dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Cirebon yang menuju ke Jakarta. Mereka dari arah timur menuju Jakarta tidak bisa menggunakan Jalan Tol Cipali dan Jalan Tol Cikampek - Jakarta yang sedang diberlakukan sistem satu arah (one way). Karenanya mereka menggunakan jalur Pantura yang melintasi Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang dan Bekasi menuju Jakarta.
Meski jalur Pantura cukup sepi, para pengendara sepeda motor dan roda empat sangat dianjurkan untuk memacu kecepatan sewajarnya saja. Sebab jalur tersebut cukup berbahaya dan rawan kecelakaan. Sebab rata-rata kecelakaan lalulintas yang terjadi di jalur Pantura diakibatkan oleh pengendara yang memacu kendaraan dengan terlalu cepat.