REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta mengalami penurunan penumpang pada musim mudik Lebaran 2019 dibandingkan dengan tahun 2018 lalu. Penurunan disebabkan sejumlah faktor, salah satunya harga tiket pesawat udara yang melonjak.
"Penurunan penumpang sudah terjadi dari awal tahun karena melonjaknya harga tiket pesawat," ujar Executive General Manager PT Angkasa Pura II cabang Bandara Halim Perdanakusuma Pip Darmanto saat ditemui di kantornya, Ahad (9/6).
Penurunan penumpang, lanjut dia, juga terjadi karena adanya jalan tol baru dan juga keinginan masyarakat yang pindah moda transportasi lain pada saat mudik Lebaran 2019.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data pada "H+2" Lebaran 2018 tercatat total ada 21.202 penumpang dengan rincian 11.552 kedatangan penumpang dan 9.650 keberangkatan penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma.
Sedangkan pada "H+2" (8/6) Lebaran 2019 tercatat total ada 18.541 penumpang dengan rincian 12.081 kedatangan penumpang dan 6.460 keberangkatan penumpang.
"Penurunan kemarin total 12,5 persen. Sedangkan puncak arus mudik terjadi hari Rabu tanggal 29 Mei sebanyak 20.519 penumpang," ujarnya.
Penurunan jumlah penumpang tersebut diakui berdampak pada berkurangnya pemasukan pajak bandara atau airport tax Bandara Halim Perdanakusuma jika dibandingkan tahun 2018.
"Ada penurunan airport tax' sebanyak penumpang yang tidak terbang dibandingkan tahun lalu," ucap Pip Darmanto.
Namun, dia enggan menyebut jumlah nominalnya. Pip Darmanto pun berharap jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma bisa meningkat, terlebih dengan adanya usulan mengenai maskapai asing untuk membuka rute domestik sehingga bisa mengurangi harga tiket pesawat udara.
"Makanya ada usulan dari Pak Jokowi untuk mengundang maskapai asing terbang di Indonesia agar terjadi persaingan sehat sehingga harapannya harga tiket bisa turun," imbuhnya.