REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Volume sampah pada momen Lebaran tahun ini di Kota Sukabumi, Jawa Barat, naik sekitar tiga kali lipat bila dibandingkan dengan kondisi normal. Kenaikan itu terutama terjadi pada malam takbiran.
"Produksi sampah pada malam takbir naik tiga kali lipat," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Endah Aruni kepada wartawan Senin (10/6).
Pada hari-hari biasa, produksi sampah mencapai rata-rata 171 ton. Namun, pada malam takbiran yang lalu volume sampah di Sukabumi meningkat hingga tiga lipat, yakni 513 ton. Kondisi ini dimungkinkan karena pada malam tersebut banyak warga yang berdatangan ke pusat kota.
Endah menegaskan, petugas dan armada kebersihan dikerahkan untuk menangani kenaikan produksi sampah tersebut. Oleh karena itu, pada hari Idul Fitri, suasana kota ini tetap terjaga kebersihannya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi, ungkap Endah, terus berupaya menekan produksi sampah yang ada di masyarakat. Salah satu caranya melalui gerakan memilah sampah, yakni sampah organik dan anorganik serta residu.
Ia mencontohkan untuk sampah anorganik seperti botol kaleng dan kardus dikumpulkan di tempat terpisah dan ditabungkan ke bank sampah Sukabumi (Sami).
Sampah organik sisa makanan dimasukan ke lubang biopori dan terakhir tersisa residu yang tidak bisa diolah dibuang ke TPA. Pembuatan lubang biopori sampah ini bisa dilakukan DLH dan tidak dipungut biaya. Jika hal ini diterapkan maka volume sampah yang dibuang ke TPA akan makin berkurang.
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengucapkan terimakasih kepada petugas kebersihan dan elemen masyarakat lainnya dalam menjaga kebersihan selama Ramadhan dan Lebaran. "Sehingga Kota Sukabumi dapat terjaga kebersihan dan keindahannya," ujar dia di sela-sela kegiatan halalbihalal di Kantor DLH Kota Sukabumi.
Dalam kesempatan ini, Pemkot mengajak aparatur sipil negara (ASN) dan seluruh warga meneruskan segala amal kebaikan yang selama Ramadhan digiatkan misalnya shalat berjamaah di masjid dan tadarus Alquran. Selain itu mendorong lahirnya kebiasaan warga membuang sampah pada tempatnya.