REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto mengaku tak terlalu khawatir dengan keberadaan gadai-gadai swasta yang banyak terjun di daerah. Keberadaan itu belum mengancam karena masih bersifat lokal.
"Kalau dibilang ganggu ya ganggu, tapi ya sekarang geli-geli dikit gak sampai menyakiti," ujarnya dalam kegiatan Workshop Media Nasional yang diselenggarakan Pegadaian di Yogyakarta, Jumat (26/7).
Menurut Kuswiyoto, Pegadaian masih yakin dapat mengalahkan gadai-gadai swasta. Pegadaian memiliki sumber daya yang mumpuni untuk melakukan inovasi ke depan.
Selain gadai swasta, salah satu tantangan lain Pegadaian yakni maraknya peer to peer lending dari finansial teknologi. Maraknya teknologi finansial bisa menjadi pesaing.
Namun, Kuswiyoto menegaskan, dengan kekuatan pegadaian, perusahaan pelat merah itu sebetulnya bisa saja membangun teknologi finansial.
"Kita sudah siapkan, apakah nanti kita akan berperan ikut, atau berkolaborasi dengan finansial teknolog," ujarnya.
Hingga Juni 2019, tercatat jumlah nasabah pegadaian mencapai 12,1 juta dengan laba bersih mencapai Rp1,5 triliun. Adapun total aset sudah mencapai Rp 56,1 triliun. Pegadaian menargetkan bisa mendapat laba bersih hingga Rp 3 triliun hingga akhir tahun ini.
Saat ini Pegadaian memperluas usahanya tidak hanya dari gadai, tapi juga dari bisnis kafe maupun penginapan. Kendati begitu, Pegadaian tidak akan pernah meninggalkan core business-nya di sektor gadai. "Kita tak ingin meninggalkan core bisnis gadai. Gadai masih sangat dibutuhkan masyarakat," ujarnya.