Rabu 07 Aug 2019 17:47 WIB

Rencana Pemotongan Gaji Karyawan PLN Menuai Kritik

Kompensasi bagi pelanggan bukan berarti melanggar hak karyawan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Foto udara suasana kompleks PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban (P2B) Area Pengatur Beban (APB) Jateng-DIY di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/8/2019).
Foto: Antara/Aji Styawan
Foto udara suasana kompleks PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban (P2B) Area Pengatur Beban (APB) Jateng-DIY di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana PT PLN (Persero) memotong gaji karyawan untuk membayarkan kompensasi terhadap pelanggan akibat pemadaman massal menuai kritik. Kompensasi untuk pelanggan seharusnya tidak mengorbankan hak pegawai.

Akademisi Universitas Tarumanegara Ahmad Redi menilai rencana tersebut sangat tidak elok dan justru akan menambah persoalan baru bagi PLN. Redi menilai, sudah pada aturannya jika PLN harus memberikan kompensasi terhadap pelanggan terdampak, namun bukan berarti mengorbankan hak-hak para tenaga kerja di dalam tubuh PLN.

Baca Juga

"Nanti tidak hanya digugat masyarakat, tapi karyawan sendiri juga akan menggugat," ujar Redi dalam diskusi bertajuk "Gelapnya Tata Kelola Ketenagalistrikan Nasional" di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (7/8).

Kecuali, tambah Redi, jika PLN sudah memiliki regulasi tentang kebijakan tersebut. Hal itu pun harus dilakukan secara matang agar tidak tersandung kasus hukum.

Ketua Kampanye dan Jaringan YLBHI Arip Yogiawan (Yogi) menyebut rencana pemotongan gaji karyawan PLN sebagai tindakan konyol dan tidak tepat. "Ini drama paling konyol dari peristiwa pemadaman listrik. Itu kan hak buruh," kata Yogi. 

Menurut Yogi, perusahaan sebesar PLN seharusnya sudah memiliki rencana jika terjadi kejadian seperti ini, dari sisi alokasi anggaran untuk kompensasi kepada pelanggan. Yogi menilai, rencana pemotongan gaji karyawan merupakan salah satu bentuk buruknya tata kelola PLN selama ini. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement