REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menunda rencana untuk melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri. Hal ini mengingat Indonesia masih memiliki market pasar yang potensial dibandingkan negara lainnya.
Investor Relation Bank Mandiri Yohan Setio mengatakan saat ini perseroan memfokuskan rencana bisnis organik dan anorganik ke Indonesia.
“Prinisipnya kita, Indonesia adalah market potensial dibandingkan dengan negara lain sehingga fokus nomor satu tetap di Indonesia,” ujarnya saat acara Public Expose 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/8).
Menurutnya saat ini perseroan sudah memiliki 12 anak usaha grup inklusi keuangan. Hal ini mampu menunjukkan pertumbuhan organik secara signifikan, bahkan laba bersih anak usaha mampu meningkat tiga kali lipat.
“12 anak usaha itu tumbuh bagus tadi sempat dipaparkan juga dari sisi pertumbuhan aset anak usaha kita 16 persen. Artinya tumbuh tiga kali lipat dari parent company dan laba tumbuh 30 persen pada parent company juga,” jelasnya.
Pada 2017, Bank Mandiri kembali mencuatkan niatnya melakukan ekspansi bisnis anorganik ke Filipina dan Vietnam. Langkah ini untuk mengembangkan segmen bisnis ritel dan konsumer perseroan.
Kendati demikian, menurut Yohan perseroan tetap membuka peluang melakukan aksi korporasi ke luar negeri. Hal ini sejalan dengan peningkatan return dan profit perseroan kepada pemegang saham.
“Pada dasarnya kami open mindened. Kita sambut semua peluang yang ada, mungkin ada segmen kecil di luar negeri yang bagus tapi kita tidak tergesa-gesa,” ucapnya.