REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja ekspor pada kuartal tiga 2019 tidak jauh berbeda dengan tingkat pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Tercatat ekspor mengalami penurunan sebesar 20,54 persen atau setara 11,78 miliar dolar AS pada Juni 2019.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kinerja ekspor pada kuartal tiga tahun ini akan mengalami penurunan. “Kuartal III 2019 ada sejumlah perbaikan dari sisi ekspor meski secara riil maish turun tapi tidak sebesar kuartal II 2019,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (22/8).
Menurut Perry sektor konsumsi dan investasi masih akan mengalami peningkatan. Mengingat kedua sektor tersebut merupakan suatu indikator mendorong ekonomi Indonesia.
“Konsumsi masih bagus, investasi meningkat sehigga keseluruhan kualitatifnya BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal tiga akan lebih baik,” ucapnya.
Perry menambahkan pertumbuhan ekonomi triwulan dua 2019 tercatat 5,05 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,07 persen (yoy). Hal ini diakibatkan pertumbuhan ekspor yang masih mengalami kontraksi.
Sementara itu, permintaan domestik naik dipengaruhi konsumsi yang lebih tinggi dan investasi yang stabil sehingga tetap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Secara spasial, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh membaiknya ekonomi Sumatera, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, serta stabilnya pertumbuhan ekonomi Jawa,” ucapnya.
Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi tetap baik didukung permintaan domestik, khususnya investasi yang akan tumbuh tetap tinggi. Sekaligus berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi didukung oleh bauran kebijakan Bank Indonesia yang akomodatif serta kebijakan fiskal dan reformasi struktural yang ditempuh pemerintah.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2019 berada di bawah titik tengah kisaran 5,0 persen-5,4 persen dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1 persen-5,5 persen pada tahun depan,” ucapnya.