REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- VP Relations Pertamina Hulu Energi (PHE) Ifki Sukarya mengatakan Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) terus berupaya menutup sumur YYA-1 di laut utara Jawa yang menyebabkan tumpahan minyak. Ifki menyampaikan saat ini pengeboran relief well YYA-1RW telah menembus kedalaman 6.390 feet atau 1.947 meter atau dari target 9 ribu feet atau 2.765 meter.
"Kami akan mengontrol sumur YYA-1 melalui sumur baru YYA-1RW ini sehingga nanti bisa secepatnya menutup sumur agar tidak lagi menumpahkan minyak," ujar Ifki dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Jumat (23/8).
Menurut Ifki, pengeboran sumur yang dibor secara miring ini membutuhkan akurasi tinggi karena harus mencari dan menemukan lubang sumur YYA-1. Setelahnya, baru dipompakan lumpur berat ke dalam sumur baru dengan tujuan mematikan sumur YYA-1.
PHE ONWJ, kata Ifki, menggunakan perusahaan well control kelas dunia untuk mematikan sumur YYA-1 itu yakni Boots & Coots. Perusahaan asal AS itu telah berpengalaman dan terbukti menghentikan insiden serupa sumur YYA-1, dengan skala jauh lebih besar di Teluk Meksiko.
"Nanti, setelah sumur YYA-1 dinyatakan mati akan dilakukan monitoring selama 24 jam penuh sebelum dilanjutkan ke proses plug and abandon atau penutupan sumur secara permanen," ucap Ifki.
Selain itu, lanjut Ifki, strategi berlapis untuk menahan tumpahan minyak sumur YYA-1 dilakukan agar tidak meluas ke perairan terus dilakukan. Di offshore, dioperasikan tandon fluida, static dan movable oil boom dengan total panjang 6600 meter serta pengoperasian 5 unit oil skimmer untuk menyedot minyak yang telah terlokalisir serta penyiagaan 46 kapal.
"Sedangkan di onshore, telah dipasang oil boom dengan total panjang 6825 meter yang tersebar di 8 titik di Pesisir Karawang dan Kepulauan Seribu," kata Ifki.