Kamis 31 Oct 2019 16:15 WIB

12 Negara Berpartisipasi dalam PJB CONNECT 2019

PJB CONNECT dapat menjadi penghubung berbagai stakeholder dunia kelistrikan.

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Agus Yulianto
Dirut PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara (kiri), Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana (tengah), dan Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara PT PLN Supangkat Iwan Santoso berbincang dengan para jurnalis usai membuka acara PJB CONNECT (Conference & Exhibition of Technology) 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (29/10/2019).
Foto: Republika/Rakhmat Hadi Sucipto
Dirut PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara (kiri), Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana (tengah), dan Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara PT PLN Supangkat Iwan Santoso berbincang dengan para jurnalis usai membuka acara PJB CONNECT (Conference & Exhibition of Technology) 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (29/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Para ahli dan vendor dari 12 negara berpartisipasi dalam acara PJB CONNECT (Conference & Exhibition of Technology) 2019 yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada 29-30 Oktober. Mereka berbagi pengetahuan dan teknologi terkini untuk menghadapi tantangan energi pada masa mendatang dan operational excellent di bidang pembangkitan.

Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara menyatakan, acara tersebut berisi seminar dan pameran. Forum yang sudah memasuki tahun kedua ini mempertemukan berbagai pihak yang terlibat dalam dunia kelistrikan dari dalam dan luar negeri.  

Selain Dirut PJB, hadir dalam acara tersebut Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara PT PLN Supangkat Iwan Santoso, dan Komisaris Utama PT PJB Sriyono D Siswoyo. “Facing Future Energy and Operational Excellence menjadi tema dalam gelaran PJB CONNECT 2019,” ujar Iwan. 

Tema tersebut, menurut Iwan, sangat relevan dengan terjadinya fenomena 3D (dekarbonisasi, digitalisasi, dan desentralisasi) yang mendorong percepatan pergerakan energi baru dan terbarukan. Fenomena tersebut telah memacu perkembangan teknologi energi terbarukan, inovasi dalam energy storage, digitalisasi, serta peningkatan distribusi dan pembangkitan energi hingga makin mempercepat pergerakan transisi energi global.

Iwan menuturkan, PJB CONNECT 2019 menjadi bagian dari kegiatan HUT ke-24 PJB. Acara ini menjadi salah satu kontribusi PJB bagi ketenagalistrikan di Indonesia dalam menghadapi tantangan energi masa depan dan mendukung pelaksanaan operational excellent. Dia berharap, PJB CONNECT dapat menjadi penghubung berbagai stakeholder dalam dunia kelistrikan. 

“Baik penghubung supply chain kelistrikan dengan para user, penghubung ide-ide pengembangan kelistrikan di lingkungan akademisi ke dalam dunia industri, maupun penghubung isu-isu standar internasional ke dalam industri nasional,” jelas Iwan.

“Selama tiga tahun pelaksanaan PJB CONNECT telah terjadi interaksi positif antara supplier dan para user. Ilmu yang diberikan oleh pembicara dari luar bisa diserap dan dijadikan capability development di PJB. Saya harap PJB CONNECT 2019 dapat lebih berperan positif bagi perkembangan kelistrikan di Indonesia,” ungkap Iwan.

Rida mengingatkan pada seluruh jajaran PLN, khususnya PT PJB, agar memperhatikan empat aspek penting sektor kelistrikan. Keempat aspek tersebut meliputi ketersediaan, keandalan, keberlanjutan, dan keterjangkauan. “Listrik itu harus terus tersedia, tidak boleh padam. Yang penting juga harus terjangkau harganya,” ungkap Rida.

Empat aspek tersebut, menurut Rida, akan berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. “Dari sisi industri, akan menciptakan kompetitif,” ujarnya. 

Dalam kesempatan itu, Rida juga menyampaikan perintah Menteri ESDM Arifin Tasrif. “Pak Menteri meminta agar PLN dan juga PJB mengembangkan EBT (energi baru dan terbarukan). Ini bukan imbauan, tetapi perintah dari Pak Menteri. Beliau sangat concern dengan energi yang prolingkungan,” lanjut Rida.

Rida menyatakan, EBT menjadi keharusan sebab batu bara yang selama ini digunakan sebagai sumber utama energi listrik akan habis. Jika tidak ditangani bersama, bisa terjadi krisis energi karena ketersediaan batu bara akan terus berkurang, sementara permintaan terus meningkat. Karena itu, perlu transisi secepatnya.

Supangkat menyambut gembira acara tersebut. Dia berharap PJB lebih fokus mengembangkan pembangkitan end-to-end dan menjadi backbone pembangkitan yang sehat. PLN juga siap mengembangkan EBT, bahkan ke depan akan menjadi prioritas utama. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement