REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk memajukan ekonomi syariah. BI pun bakal terus mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendorong perkembangan ekonomi syariah di Tanah Air.
Kepala Departeman Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Suhaedi mengatakan, Gubernur BI Perry Warjiyo memiliki tekad kuat untuk memajukan ekonomi syariah sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi nasional. Salah satu kebijakan utamanya adalah penciptaan rantai nilai halal.
Hal tersebut disampaikan Suhaedi seusai mewakili Perry menerima penghargaan Anugerah Syariah Republika (ASR) 2019 sebagai Tokoh Syariah, di Jakarta, Selasa (19/11) malam. "Kita kembangkan pesantren, UMKM, pariwisata, hingga kawasan industri untuk masuk pada rantai nilai halal," kata Suhaedi.
Sektor pariwisata halal juga menjadi perhatian BI. Pengembangan pariwisata halal secara berkelanjutan diharapkan dapat membantu meningkatkan devisa. Dia mengatakan, BI bersinergi dengan Kementerian Pariwisata yang juga memberi perhatian lebih pada pariwisata halal.
Pemerintah, kata dia, mendorong agar para pelaku industri bisa membuat wisatawan mancanegara merasa betah di dalam negeri. "Semakin mereka betah, semakin lama tinggal di sini, devisa yang masuk pun semakin besar," katanya.
Suhaedi menambahkan, sinergi para pemangku kepentingan sangat penting untuk memajukan industri syariah. "BI pun selalu mengajak agar dalam memajukan ekonomi syariah dilakukan secara berjamaah," kata Suhaedi.
Salah satu upaya BI menyinergikan para pelaku ekonomi syariah diwujudkan dengan menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang rutin digelar setiap tahun. Acara tersebut khusus dibuat sebagai ajang berkumpul dan berinteraksi para pelaku ekonomi syariah.
Dengan berbagai program yang ada di dalamnya, para pelaku ekonomi syariah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas masing-masing. Hal itu, kata dia, dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi syariah secara menyeluruh.
Industri keuangan syariah memiliki tekad yang sama dengan BI untuk memperkuat sinergi dan memajukan ekonomi syariah. Di tengah era disrupsi dan pesatnya perkembangan teknologi, kolaborasi menjadi salah satu hal yang penting dilakukan untuk memperkuat kinerja.
Unit Usaha Syariah Bank Nagari, salah satu pemenang ASR 2019 kategori Bank Syariah Regional Terefisien, menyatakan ingin berkolaborasi dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin) syariah. Direktur Syariah Bank Nagari Hendri mengatakan, keberadaan tekfin dapat mendorong kemajuan ekonomi syariah.
"Untuk menjawab tantangan, selain inovasi, perlu juga kolaborasi dengan tekfin. Ini agar terdapat kemudahan layanan keuangan," kata Hendri.
Menteri ATR/ Kepala BPN Sofyan Djalil, Dirut Republika Media Mandiri Agoosh Yoosran dan Pemred Republika Irfran Junaidi berfoto bersama dengan pemenang anugerah pada malam Anugerah Syariah Republika 2019 di Hotel JW Mariott Jakarta, Selasa (19/11).
Tekad bank syariah
BTPN Syariah mengaku akan terus berfokus pada program pemberdayaan perempuan prasejahtera produktif yang telah dilakukan sejak 2010. Sampai kuartal ketiga 2019, nasabah program prasejahtera produktif telah mencapai 3,65 juta nasabah.
"Kita berfokus melayani yang belum dilayani perbankan syariah, bahkan oleh perbankan konvensional, yaitu ibu-ibu prasejahtera produktif. Sejak 2010, nasabah kami menunjukkan perubahan kualitas hidupnya, terutama di sisi usaha dan pendapatannya," kata Corporate Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin.
Berkat konsistensi tersebut, BTPN Syariah meraih dua penghargaan dalam ASR 2019, yaitu sebagai Bank Syariah Terbaik dan pemenang kategori Bank Syariah Pemberdaya Perempuan.
Bank syariah lainnya, yaitu BNI Syariah, meraih dua penghargaan ASR 2019 sebagai Bank Syariah Terefisien Kelompok Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II dan Bank Syariah Terbaik untuk Pembiayaan Perumahan Kelompok BUKU II.
Sekretaris BNI Syariah Rima Dwi Permatasari menilai penghargaan bank syariah terefisien yang diperoleh BNI Syariah seiring langkah BNI Syariah dalam efisiensi operasional, ekspansi dana murah, dan pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas
Rima menjelaskan, hingga kuartal III 2019, BNI Syariah mencatat biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) sebesar 80,67 persen atau lebih baik daripada industri sebesar 85,59 persen. Menurut Rima, rasio efisiensi yang membaik tersebut diperoleh melalui adanya sinergi BNI Syariah dengan BNI dalam hal layanan, operasional perbankan, dan optimalisasi komunikasi pemasaran.
"Sedangkan, penghargaan bank syariah terbaik untuk pembiayaan perumahan ini didorong oleh ekspansi bisnis pembiayaan BNI Griya iB Hasanah. Pembiayaan BNI Griya iB Hasanah sebesar Rp 12,9 triliun, naik 11,6 persen secara tahunan," katanya.
Perwakilan dari BNI Syariah berfoto bersama saat gelaran Anugerah Syariah Republika di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (19/11).
Penghargaan ASR 2019 memacu bank syariah untuk meningkatkan kinerjanya. Direktur Utama BJB Syariah Indra Falatehan bersyukur karena BJB Syariah mampu menyabet dua penghargaan ASR 2019, yakni sebagai Bank Syariah Terinovatif Kelompok BUKU I dan kategori Bank Syariah Terbaik Kualitas Pelayanan Kelompok BUKU I. Dengan penghargaan tersebut, Indra berharap kinerja Bank BJB Syariah akan semakin terpacu, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dan menghadirkan inovasi yang lebih baik.
Indra menyebutkan, BJB Syariah sudah memiliki beberapa target pendek. Pada 2020, BJB Syariah ingin tumbuh di atas kinerja industri. "Empat tahun kemarin kita sudah konsolidasi, tahun depan kita ingin sudah mulai berjalan efektif," tuturnya. Sementara, untuk jangka menengah dan panjang, BJB Syariah akan mengikuti rencana yang sudah dibuat perusahaan dalam bentuk corporate planning.
ASR 2019 merupakan wujud komitmen Republika dalam mendorong perkembangan ekonomi syariah. Ada 30 penghargaan yang diberikan kepada institusi keuangan syariah dan pelaku ekonomi syariah.
Penghargaan meliputi kategori perbankan syariah, unit usaha syariah, teknologi finansial (tekfin), asuransi syariah, lembaga filantropi, tujuan wisata halal, kepala daerah terinovatif dalam pengembangan wisata halal, dan tokoh ekonomi syariah. n lida puspaningtyas/novita intan/adinda pryanka/andrian saputra/iit septyaningsih ed: satria kartika yudha