REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan sampai saat ini banyak anak usaha BUMN yang terbentuk namun tidak sesuai dengan core business induk BUMN. Hal ini kata Erick tak jarang induk BUMN harus menanggung kerugian dari operasional anak usaha atau bahkan cucu usaha BUMN.
"Kami akan membawa BUMN kembali pada core business. Salah satu yang membuat berat adalah dari awal pembentukan anak usaha tidak fokus pada core business," ujar Erick di Komisi VI DPR RI, Senin (2/12).
Ia mencontohkan untuk di PT PANN saja, perusahaan yang bergerak dibidang leasing kapal ini harus menanggung kerugian anak usaha yang malah melakukan core business di bidang leasing pesawat. Ia menilai, bagaimana BUMN hendak maju, apabila perusahaan leasing kapal malah mengurus leasing pesawat.
"Bagaimana perusahaan mau sehat kalau misalnya malah ngurus leasing pesawat yang pesawatnya aja dulu udah enggak ada," ujar Erick.
Belum lagi, kata Erick hampir, semua BUMN punya perusahaan hotel dan jasa air minum. Ia melihat hal ini tidak membuat perusahaan sehat malah kerap kali membuat perusahaan harus terbebani operasional anak usaha.
Maka dari itu, Erick melihat penataan anak usaha dan core bisnis dari setiap BUMN harus dilakukan agar bisa membuat BUMN sehat dan menguntungkan. Apalagi BUMN yang mempunyai beban penugasan yang berdampak langsung kepada masyarakat.
"Back to discussion, sinkronisasi kenapa harus terjadi. Kita balik ke core business lalu sinkronisasi," ujar Erick.