REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Kepolisian Daerah Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan, tidak terdapat potensi teror di Pulau Dewata menjelang Natal dan pergantian tahun (Nataru).
"Tidak ada potensi maupun ancaman dari terorisme ke Pulau Dewata sampai dengan saat ini. Kalau ada nanti saya beri tahu, sampai sekarang tidak ada," ujar dia di Mapolda Bali, Denpasar, Selasa (10/12).
Meski tidak terdapat potensi teror jelang Natal dan pergantian tahun, pengamanan sejumlah objek wisata serta gereja-gereja tetap ditingkatkan.
Polda Bali dan jajaran polres pun bekerja sama dengan pemangku kepentingan lain, seperti BNPT, TNI, pecalang serta masyarakat untuk membangun keamanan dan ketertiban.
"Kita tunjukkan bahwa damai itu datang dari Bali, khidmat itu datang dari Bali, toleransi itu kita tunjukkan dari Pulau Dewata, pulau yang kita cintai ini," ujar Kapolda.
Walau nihil potensi teror, potensi kejahatan jalanan yang meresahkan turis dan masyarakat, dikatakannya, tetap diwaspadai dengan mengedepankan pendekatan humanis seperti patroli oleh Polisi Wanita.
Selain kejahatan jalanan, Polda Bali juga memperketat pengawasan terhadap peredaran narkotika, khususnya saat perayaan pergantian tahun.
Adapun dalam gelar Operasi Pekat Agung II/tahun 2019, Polda Bali mengungkap 178 kasus yang terdiri dari 71 kasus minuman keras, 12 kasus judi, 18 kasus prostitusi, 34 kasus narkotika, 17 kasus curat, 13 kasus curas, sembilan kasus curanmor dan empat kasus cusa.