REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China berencana menurunkan target pertumbuhan ekonominya pada 2020. Tahun depan, ekonomi China ditargetkan tumbuh 6 persen dari sebelumnya 6,5 persen.
Pemimpin China berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi untuk mencegah pengurangan jumlah pekerjaan yang dapat mempengaruhi stabilitas sosial. Namun, hal itu menyebabkan risiko utang yang tinggi.
Target yang diusulkan akan diumumkan pada pertemuan tahunan China pada Maret 2020. "Kami perkirakan pertumbuhan tahun depan dalam kisaran wajar sekitar enam persen," ujar sumber Reuters, Ahad (15/12).
Para pemimpin China menjanjikan kebijakan ekonomi yang stabil agar lebih efektif dalam mencapai pertumbuhan pada 2020. Tahun depan akan menjadi tahun penting bagi pemerintah yang berkuasa untuk memenuhi target pencapaian Produk Domestik Bruto dua kali lipat.
Salah satu upaya pendorong ekonomi adalah mendorong investasi infrastruktur. Pemerintah China meminta pemerintah daerah lebih banyak menerbitkan obligasi untuk hal tersebut. Di sisi lain, ada sedikit ruang untuk pemangkasan pajak.
Defisit ditargetkan 2,8 persen dari PDB. Pemerintah daerah diizinkan menerbitkan oblihasi hingga 3 triliun yuan untuk mendukung proyek infrastruktur.