Selasa 17 Dec 2019 14:43 WIB

Sigi akan Gelar RDP Bahas Masalah Banjir Terulang

RDP mencari solusi terbaik masalah banjir bandang Sigi.

Sigi akan Gelar RDP Bahas Masalah Banjir Terulang. Warga berada di sekitar tumpukan material yang terbawa banjir bandang dan menerjang pemukiman warga di Dusun Pangana, Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Sigi akan Gelar RDP Bahas Masalah Banjir Terulang. Warga berada di sekitar tumpukan material yang terbawa banjir bandang dan menerjang pemukiman warga di Dusun Pangana, Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) menghadirkan pihak-pihak terkait membahas tentang masalah banjir bandang yang terjadi secara berulang-ulang.

"Iya, hearing atau RDP akan melibatkan semua komisi," ucap anggota Komisi III Bidang Infrastruktur dan Pembangunan DPRD Sigi, Abdul Rahman, Selasa (17/12).

Baca Juga

Rahman menyatakan RDP penting dilakukan agar ada kesepahaman antara DPRD dan eksekutif Pemkab Sigi sehingga dapat terbangun satu gerakan bersama mencegah bencana banjir. Selain itu, RDP dimaksudkan untuk ada fokus penataan, perbaikan lingkungan/hutan dan alam, sebagai langkah mencegah dan minimalisasi dampak risiko bencana.

Ia menegaskan, RDP bukan untuk mencari kesalahan atau menyalahkan satu pihak tertentu, melainkan bermusyawarah mencari solusi terbaik bagi daerah dan masyarakat. "Kita semua tentu tidak menginginkan bencana serupa, banjir bandang, dan longsor terjadi secara berulang-ulang, karena itu kita perlu menyatukan persepsi, menyatukan gerakan untuk bersama-sama mencegah bencana itu," ujarnya.

Dia menyebut peningkatan kualitas lingkungan atau alam dan hutan harus menjadi skala prioritas dalam penyelenggaraan pembangunan di Sigi demi keberlangsungan hidup manusia. Hal itu karena telah terjadi penurunan kualitas hutan/alam dan lingkungan, serta penurunan kualitas daerah aliran sungai (DAS) yang kemudian berkontribusi besar terhadap terjadinya bencana banjir.

"Tidak bisa dipungkiri telah terjadi kerusakan ekologis, lingkungan, hutan yang berkontribusi besar terjadinya bencana banjir dan longsor," kata Rahman.

Rahman menambahkan, salah satu upaya yang perlu dilaksanakan saat ini dan masa akan datang yakni penghijauan secara besar-besaran di Sigi. Pemerintah Kabupaten Sigi telah melakukan upaya pelestarian lingkungan lewat program Sigi Hijau yang digagas Bupati Mohammad Irwan Lapatta.

Irwan mengatakan, lewat program Sigi Hijau, setiap desa ditanami 5.000 pohon yang tidak hanya berfungsi secara ekologis, tetapi juga berdampak ekonomis. Sebelumnya, Koordinator Analisa dan Pengolahan Data Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu, Affan Nugraha Diharsya mengemukakan, umumnya cuaca di Palu, Sigi dan Donggala pada waktu pagi hingga siang masih bersahabat atau cerah berawan. Namun, sore dan malam ada potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat untuk tiga daerah tersebut.

Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu menganalisis, hujan yang terjadi disebabkan laut dalam kondisi dingin. Laut berkontribusi besar membentuk awan hujan yang menghasilkan hujan. Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu memberikan gambaran jika terjadi banjir, maka banjir yang terjadi merupakan siklus pengulangan.

Siklus pengulangan, menurut Stasiun Meteorologi perlu diwaspadai, karena berpotensi merusak. Potensi terjadinya siklus pengulangan, yaitu pada November atau Desember untuk daerah yang mengikuti pola iklim monsunal di Sulteng.

Daerah-daerah yang mengikuti pola iklim monsunal meliputi Donggala, Tolitoli, Buol, Morowali, Morowali Utara, Poso, dan Sigi. Sedangkan, Palu merupakan dampak dari monsunal atau pola iklim normal.

"Karena itu Stasiun Meteorologi mengimbau waspada terhadap siklus banjir tahunan di musim hujan 2019 karena terindikasi ada potensi banjir lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Tidak hanya hujan, Stasiun Meteorologi melaporkan tiga daerah terdampak hujan juga berpotensi disertai angin kencang dan petir. "Hujan dengan intensitas sedang dan lebat berpotensi disertai dengan angin kencang dan petir," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement