REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Warga dari luar kota memadati tempat wisata pantai dan pulau di Provinsi Lampung pada musim liburan akhir tahun, Ahad (29/12). Ramainya wisatawan lokal tersebut, membuat jalur menuju pantai mengalami kemacetan panjang.
Destinasi favorit warga luar Provinsi Lampung saat liburan sekolah dan akhir tahun khususnya berada di pesisir Teluk Lampung. Sejumlah pantai dan pulau menyajikan pasir pantai, alam bawah laut, dan pemandangan pulau yang menggiurkan pengunjung.
Pengunjung diantaranya berasal Kota Palembang dan daerah di Sumatra Selatan, Banten, Jakarta, Bogor, dan Bandung. Ramainya pengunjung tempat wisata pantai dan pulau tersebut, akses jalan satu-satunya dua arah mengalami kemacetan panjang pada sejak Ahad pagi hingga petang.
“Kami berangkat ke Pulau Tegal sudah macet panjang, pulangnya sore hari masih macet juga. Kami lihat di aplikasi android memang merah semua jalannya,” kata Erna (40 tahun), pengunjung asal Kota Palembang yang berlibur akhir tahun bersama keluarga ke Pulau Tegal kepada Republika, Ahad (29/12).
Menurut dia, pengunjung banyak yang tidak mengetahui jalan alternatif, sementara petugas lalu lintas mengalihkan ke jalan tersebut. “Kami bingung dialihkan ke jalur lain, sebab kami berpatokan pada akses di handphone,” ujar ibu dua anak tersebut.
Daerah wisata laut yang sering dikunjungi pelancong di sepanjang pesisir Teluk Lampun diantaranya; Pantai Mutun, Pantai Sari Ringgung, Pantai Klara, Pulau Pahawang, Pulau Tegal, dan pantai-pantai lainnya. Sedangkan akses jalan menuju destinasi wisata tersebut hanya satu jalan, tidak ada jalur alternatif.
“Kemacetan lalu lintas itu setiap liburan selalu terjadi, karena jalannya itu-itu juga, tidak ada pelebaran dan tidak ada jalan alternatif yang memotong,” kata Dedi (45 tahun), pengunjung dari Palembang yang berlibur di Pantai Mutun.
Dedi bersama istri dan tiga anaknya selalu berlibur ke Lampung bila musim liburan sekolah setiap tahunnya. Ia mengeluhkan Pemerintah Kota, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Provinsi di Lampung tidak sinergi untuk meningkatkan dan membuka akses menuju tempat wisata tersebut. Soalnya, pengunjung dari luar Lampung terus membeludak ke tempat wisata laut tersebut, tapi tidak ada perubahan jalannya.
Destinasi wisata pantai dan pulau di pesisir Teluk Lampung hanya akses satu jalan. Selain tidak ada pelebaran jalan, juga akses alternatif hanya melewati jalan kampung rumah penduduk. Selain itu, akses jalan terhambat pembangunan dan pengembangannya karena destinasi wisata tersebut masuk tiga daerah, Pemkot Bandar Lampung, Pemkab Pesawaran, dan Pemkab Tanggamus.
“Jalan di sini jalan kota, kabupaten, jadi mungkin masing-masing tidak mau membangunnya. Sedangkan Pemerintah Provinsi menyatakan itu bukan jalan negara (nasional) atau provinsi,” kata Yudi, warga Hanura, Kabupaten Pesawaran.
Menurut da, seharusnya jalan tersebut dialihkan menjadi jalan provinsi atau jalan nasional. Sehingga pembangunanya dikendalikan oleh Pemprov Lampung.