Ahad 05 Jan 2020 16:52 WIB

Harga Bawang dan Cabai Merah Masih Tinggi di Lampung

Harga bawang merah mencapai Rp 35 ribu per kg, cabai merah Rp 60 ribu per kg.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Seorang petani memegang bawang merah.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang petani memegang bawang merah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Memasuki musim penghujan, harga komoditas dapur khususnya bawang merah dan cabai merah di sejumlah pasar tradisional dalam Kota Bandar Lampung, masih tinggi. Harga bawang merah Rp 35 ribu per kg, sedangkan harga cabai merah Rp 60 ribu per kg.

Berdasarkan keterangan pedagang di Pasar Induk Tamin dan Pasar Pasir Gintung dalam Kota Bandar Lampung, Ahad (5/1), harga komoditas sayur mayur masih belum stabil, lantaran baru memasuki musim penghujan, setelah musim kemarau melanda. Hasil panen sekarang masih tanaman pada saat musim kemarau lalu.

Harga bawang merah di pasaran masih belum normal Rp 35 ribu per kg, biasanya Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per kg. Harga saat ini, memang terjadi penurunan saat musim kemarau tahun lalu dari harga RP 40 ribu per kg. Sedangkan bawang putih Rp 30 ribu per kg, dan bawang putih kating Rp 35 ribu per kg.

“Harga bawang merah Rp 35 ribu per kg, sebenarnya sudah turun dari Rp 40 ribu, tapi memang masih tinggi, belum normal,” kata Rasimin, pedagang bahan kebutuhan dapur di Pasar Induk Tamin.

Harga cabai merah masih merajai dibandingkan harga cabai rawit, yang sebelumnya melambung tinggi. Cabai merah dipatok pedagang Rp 60 ribu per kg, biasanya saat normal harganya paling mahal Rp 30 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit terpantau normal Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per kg, sementara cabai rawit jengki berkisar Rp 25 ribu sampai Rp 28 ribu per kg.

Rasimin mengatakan, meskipun musim penghujan, harga-harga sayur mayur terutama bawang dan cabai belum bisa langsung normal. Diperkirakan bila hujan semakin berlanjut hingga Februari 2020, harganya baru dapat stabil. Hal tersebut karena petani mulai panen dengan tanaman baru.

Pedagang di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung juga menjual cabai merah dan bawang merah masih tinggi sama seperti di Pasar Induk Tamin. Namun, harga yang ditawarkan lebih sedikit mahal dibandingkan dengan Pasar Tamin, lantaran di Pasar Tamin menjadi tempat grosiran, sedangkan Pasar Pasir Gintung dijual eceran.

“Beda sedikit dengan Pasar Tamin, sekitaran selisih Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kg,” ujar Yanto, pedagang sayur mayur di Pasar Pasir Gintung.

Menurut dia, sayur mayur seperti bawang merah masih dipasok dari Brebes, Jawa Tengah. Sedangkan bawang lokal masih belum panen, karena musim kemarau. Sedangkan cabai merah dipasok dari Lampung dan Sumatra Selatan. Harga tinggi, ujar dia, karena terbeban ongkos angkut yang mahal.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum mengatakan, inflasi Kota Bandar Lampung pada Desember 2019 sebesar 0,47 persen. Dari enam kelompok pengeluaran, bahan makanan mengalami inflasi tertinggi 1,29 persen. Sedangkan pemicu inflasi terbesar yakni telur ayam ras, bawang merah, dan cabai merah.

“Komoditi dominan pemicu terjadinya inflasi, telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, tomat sayur, jeruk, dan daging ayam ras,” kata Yeane Irmaningrum di Bandar Lampung, Kamis (2/1).

Dalam pemaparannya, komoditi dominan yang memberikan andil dalam pembentukan inflasi pada Desember 2019 yakni telur ayam ras, bawang merah masing-masing 0,11 persen, cabai merah 0,08 persen, tomat sayur 0,05 persen, gula pasir, angkutan antarkota masing-masing  0,04 persen, jeruk 0,3 persen, pasta gigi 0,02 persen, daging ayam ras, emas perhiasan masing-masing 0,02 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement