Ahad 05 Jan 2020 23:59 WIB

Bima Arya: Kajian Bogor Raya sudah Selesai

Bima Arya meyakini kalaupun terealisasi, Bogor Raya takkan di era kepemimpinannya

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat diwawancarai wartawan di IPB International Convention Center (IICC), Kota Bogor.
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat diwawancarai wartawan di IPB International Convention Center (IICC), Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menjelaskan kajian Bogor Raya yang dilakukan oleh IPB University melalui Pusat Pengkajian Perencanaan Pengembangan Wilayah (P4W) telah selsai dilakukan. Bulan ini, Bima menjanjikan, akan segera menyampaikan hasil kajian tersebut kepada publik.

"Katanya sudah sesali. Saya mau lihat. Nanti, kita akan ekspose hasilnya," kata Bima dikonfirmasi, Ahad (5/1). Bima mengungkapkan, dasar kajian tersebut untuk mengetahui kebutuhan penataan wilayah Bogor dan sekitarnya.

Karena itu, dia meminta IPB University untuk mengkaji kebutuhan tersebut agar memiliki dasar secara ilmiah. "Apakah Kota (Bogor) perlu diperluas, apakah perlu provinsi baru, apakah perlu pindah provinsi, bergabung dengan provinsi lain, bagaimana hubungan dengan Jabodetabek, bagaimana kalo ibu kotanya pindah, pengaruhnya bagi Bogor apa?," tuturnya.

Meskipun demikian, Bima menjelaskan, pengaplikasian tersebut tidak akan terjadi di masa kepemimpinannya. Sebab, realisasi kajian tersebut membutuhkan proses yang cukup panjang."Kalau pun terjadi bukan dimasa saya pastinya, karena itu butuh dukungan politik, dari DPRD Provinsi dan lain-lain," jelasnya.

Bima menuturkan, wacana Bogor Raya telah ada sejak era Bupati Bogor, Rachmat Yasin. Wacana tersebut, lanjut Bima, terus berkembang hingga akhirnya diputuskan untuk membuat kajian.

"Sudah agak lama Bogor Raya. Diteruskan oleh (Bupati Bogor) Bu Ade Yasin juga. Oleh saya, diusulkan udah kita lakukan kajian sama-sama," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement