Senin 06 Jan 2020 06:39 WIB

Banjir, 7.699 Kepala Keluarga Masih Mengungsi di Jabodetabek

Jumlah pengungsi turun drastis dari 30.102 menjadi 7.699 kepala keluarga per Ahad.

Red: Reiny Dwinanda
Anak-anak korban bencana banjir di posko pengungsian Masjid Jami Al Umariyah, Kompleks IKPN Bintaro, Jakarta, Ahad (5/1). BNPB mencatat jumlah pengungsi banjir Jabodetabek sudah menurun drastis pada Ahad.
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak korban bencana banjir di posko pengungsian Masjid Jami Al Umariyah, Kompleks IKPN Bintaro, Jakarta, Ahad (5/1). BNPB mencatat jumlah pengungsi banjir Jabodetabek sudah menurun drastis pada Ahad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pengungsi akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) berkurang secara drastis. Sebagian besar pengungsi terpantau mulai kembali ke rumah masing-masing pada Ahad (5/1).

Berdasarkan data rekapitulasi dampak banjir dan longsor yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dikutip di Jakarta, Senin, jumlah total pengungsi di seluruh wilayah per tanggal 5 Januari 2020 pukul 23.00 WIB sebanyak 7.699 KK dengan 35.502 jiwa. Pada tanggal 4 Januari pukul 18.00 WIB, jumlahnya masih 39.102 KK dengan 92.261 jiwa.

Baca Juga

"Terjadi penurunan jumlah pengungsi di DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang, dan Kota Tangsel, Kabupaten Lebak dikarenakan kembali ke rumah masing-masing," tulis akun Twitter resmi BNPB.

Penurunan jumlah pengungsi paling banyak di Kota Bekasi dari sebelumnya sebanyak 70.002 jiwa pada Sabtu (4/1) menjadi 221 jiwa pada Ahad (5/1). Namun, jumlah pengungsi di Kabupaten Bogor mengalami penambahan data dari sebelumnya 1.185 KK dengan 4.146 jiwa pada Sabtu (4/1) bertambah menjadi 2.210 KK dan 15.115 jiwa.