Rabu 15 Jan 2020 23:16 WIB

Cegah Banjir, Sampit akan Normalisasi Sungai Kecil

Normalisasi sungai untuk menghindarkan Sampit dari bencana banjir.

Cegah Banjir, Sampit akan Normalisasi Sungai Kecil.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Cegah Banjir, Sampit akan Normalisasi Sungai Kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Supian Hadi menyatakan akan mengoptimalkan normalisasi sungai-sungai kecil di Kota Sampit. Normalisasi sungai untuk menghindarkan kota tersebut dari bencana banjir.

"Kalau memang sudah mengganggu, kita akan bongkar bangunan yang menghambat arus sungai atau saluran. Ini pasti akan menimbulkan pertentangan, tapi ini demi kepentingan masyarakat luas. Kalau terjadi banjir, nanti yang disalahkan adalah bupati," kata Supian saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kecamatan Baamang, Rabu (15/1).

Baca Juga

Menurut dia, Sampit memiliki banyak sungai kecil yang tersebar di Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang. Dulunya sungai-sungai kecil tersebut cukup lebar sehingga arus air sangat lancar, namun sekarang semakin sempit. Salah satu penyebabnya adanya warga yang mendirikan bangunan di atas sungai.

Kondisi ini bisa memicu banjir karena badan sungai makin sempit dan arus air menjadi tidak lancar lantaran terhalang tiang bangunan yang terkadang tersumbat sampah. Jika terus dibiarkan, kondisinya dikhawatirkan semakin parah dan fungsi sungai menyalurkan air ke sungai besar yaitu Sungai Mentaya menjadi tidak maksimal.

Camat dan lurah di dua kecamatan ini diminta tegas melarang warga mendirikan bangunan di atas sungai. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan semakin banyak bangunan yang berdiri di atas sungai.

Camat dan lurah juga diminta segera menyosialisasikan kepada masyarakat terkait optimalisasi normalisasi sungai yang akan dilakukan pemerintah daerah pada 2021 nanti. Harapannya masyarakat bisa memahami jika nantinya pemerintah daerah harus mengambil tindakan tegas menertibkan dan merobohkan bangunan yang berdiri di atas sungai.

"Seperti di Kecamatan Baamang ini ada Sungai Garuda, Sungai H Amin, Sungai Pamuatan, Sungai Baamang dan lainnya. Saya ingat sungai-sungai itu dulunya lebar ada yang sampai enam meter, tapi sekarang terus menyempit. Ini yang harus kita kembalikan pada kondisi semula," ujar Supian.

Supian juga mengimbau masyarakat dan semua pihak meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana banjir karena saat ini intensitas dan curah hujan terus meningkat. Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir diminta selalu waspada karena banjir bisa terjadi kapan saja.

Camat Baamang dan Mentawa Baru Ketapang diminta menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan gotong-royong membersihkan lingkungan. Drainase harus dibersihkan agar saluran air tidak tersumbat sehingga tidak sampai terjadi banjir.

"Belum lama ini saat hujan, saya memantau genangan dekat sebuah gudang di Baamang ini. Ternyata setelah diperiksa, saluran airnya tersumbat sampah makanya air meluber. Hal seperti yang harus menjadi perhatian dan kepedulian kita bersama," kata Supian.

Masyarakat juga diimbau lebih sadar dan peduli, minimal membersihkan saluran air di sekitar rumah masing-masing. Program Jumat Bersih perlu digalakkan lagi agar seluruh masyarakat juga tergerak bersama-sama membersihkan lingkungan agar terhindar dari banjir dan penyakit demam berdarah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement