Kamis 23 Jan 2020 22:29 WIB

Kembalinya Lokomotif ke Stasiun Garut

PT Kereta Api Indonesia melakukan uji coba lokomotif di Stasiun Garut.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bayu Hermawan
PT KAI melakukan uji coba lokomotif di Stasiun Garut, Kamis (23/1). Untuk pertama kalinya, sejak jalur kereta Cibatu Garut ditutup pada 1983, lokomotif kembali masuk ke stasiun itu.
Foto: Republika/Bayu Adji P
PT KAI melakukan uji coba lokomotif di Stasiun Garut, Kamis (23/1). Untuk pertama kalinya, sejak jalur kereta Cibatu Garut ditutup pada 1983, lokomotif kembali masuk ke stasiun itu.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan uji coba lokomotif di Stasiun Garut, Kabupaten Garut, Kamis (23/1). Untuk pertama kalinya sejak dinonaktifkan pada tahun 1983 silam, jalur kereta di wilayah Garut kembali dilintasi oleh lokomotif.

Uji coba itu pun disaksikan antusias oleh warga sekitar. Sejumlah masyarakat menantikan kembalinya kereta api masuk ke stasiun yang berada di Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota itu.

Baca Juga

Lokomotif kereta tiba di stasiun sekira pukul 12.15 WIB. Dengan kecepatan sekira 20 sampai 25 kilometer per jam, lokomotif itu telah melintasi Stasiun Cibatu dan Stasiun Wanaraja untuk tiba di Stasiun Garut. Sejumlah petugas nampak berada di atas lokomotif tanpa rangkaian tersebut, memerhatikan jalur yang telah direaktivasi berfungsi dengan baik.

"(Uji coba) Bagus. Nanti kita akan tambahkan yang kurang-kurang secara teknis. Misalkan penambahan balas dan pembangunan stasiun baru," kata Executive Vice President PT KAI Daop 2 Bandung, Fredi Firmansyah di Stasiun Garut, Kamis (23/1).

Menurutnya, selama perjalanan kereta itu menempuh kecepatan 20-25 kilometer per jam. Ia mengatakan, dalam reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut yang paling berat adalah uji coba lokomotif. Ketika lokomotif dengam berat sekira 85 ton sudah berhasil melintas, artinya secara teknis jalur itu sudah siap.

Fredi mengatakan, pihaknya berencana akan melakukan uji coba lanjutan dengan lokomotif beserta rangkaian keretanya pada akhir Januari atau awal Februari 2020. Ia ingin, kereta api ke Stasiun Garut dapat secepatnya beroperasi.

"Kita targetnya operasional dulu. Bangunan yang sifatnya lebih mendukung kita bangun setelahnya dalam satu tahun ke depan," katanya.

Fredi menargetkan, jalur yang telah direkativasi itu dapat digunakan pada Februari 2020. Setelah beroperasi, PT KAI akan menurunkan satu rangkaian kereta dengan kapasitas tujuh rangkaian gerbong, yang masing-masing dapat menampung sekira 100 orang penumpang kelas ekonomi.  Selama uji coba nanti, masyarakat akan digratiskan untuk menaiki kereta itu. Sementara tarif tiket resminya akan diputuskan oleh direksi PT KAI.

"Awal hanya satu rangkaiam ekonomi yang ke sini. Kalau memang dibutuhkan, kita akan tambahkan, kalau perlu kelas bisnis juga," kata dia.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Suherman mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut sangat menantikan berfungsinya kembali jalur kereta Cibatu-Garut. Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, jalur itu akan diresmikan pada awal Maret 2020.

"Nanti rencananya langsung diresmikan oleh Presiden Joko Widodo," ucapnya.

Ia berharap, kembali aktifnya jalur kereta di Kabupaten Garut dapat mendongkrak ekonomi di wilayahnya. Salah satunya, bisa mempermudah akses wisatawan yang hendak menuju Kabupaten Garut.

Stasiun Termegah

Executive Vice President PT KAI Daop 2 Bandung Fredi Firmansyah mengatakan, PT KAI akan membuat dua stasiun di Kabupaten Garut, yaitu Stasiun Cibatu dan Stasiun Garut, menjadi stasiun termegah di Indonesia. Menurut dia, dua stasiun itu akan menjadi yang terbaik di Indonesia yang pernah ada.

"Kalian tahu Stasiun Bandung, Cibatu dan Garut akan lebih megah dari itu. Jadi bisa untuk tujuan wisata juga," katanya.

Fredi menjelaskan, program itu bertujuan agar Kabupaten Garut semakin maju. Apalagi, saat ini Garut sudah mulai dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. "Pokoknya kami tingkatkan Garut menjadi daerah yang maju perekonomiannya. Jadi pusat ekonomi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement