REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah memutuskan untuk menyetop impor hewan hidup dari Cina, menyusul peningkatan antisipasi terhadap penyebaran virus korona (2019-nCoV) di Indonesia. Kebijakan ini diambil dalam rapat terbatas level menteri yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Selasa (4/2).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah mempertimbangkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan bahwa virus korona bertransmisi secara manusia ke manusia dan hewan liar ke manusia. Berdasar temuan itulah maka impor hewan hidup, terutama hewan-hewan liar seperti ular, kura-kura, hingga bangsa reptilia, dihentikan.
"Kalau ada yang sekarang dikirim ke Indonesia akan kita kembalikan," jelas Airlangga usai rapat terbatas di Istana Bogor, Selasa (4/2).
Sementara untuk komoditas impor lainnya, seperti barang mati, makanan, dan produk hortikultura seperti bawang putih dan buah-buahan tetap diberi izin impor. Masih terbukanya keran impor bagi produk-produk tersebut karena diyakini virus korona tidak menular melalui komoditas non-hewan hidup.
Airlangga menambahkan, pemerintah juga terus memantau dampak perekonomian yang dihadapi Indonesia pasca merebaknya virus korona di sejumlah negara ini. Pasalnya, sejumlah negara menutup pintu gerbang keluar-masuk dari dan menuju China. Kondisi ini otomatis menekan perekonomian China yang menjadi mitra dagang utama Indonesia.
"Kami akan monitor karena di China akan terus dimonitor sampai pertengahan Februari karena efek outbreak sampai pertengahan Februari. Mereka punya karantina akan dievaluasi sampai akhir Februari. Pemerintah akan ambil langkah sama," jelasnya.