REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyatakan pemberian insentif pariwisata untuk menekan dampak negatif dari virus corona masih dimatangkan. Pihaknya akan menetapkan insentif itu bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Wishnutama menyampaikan bahwa skema insentif maupun diskon untuk meringankan beban industri pariwisata di tengah menurunnnya minat berwisata tengah masuk tahap finalisasi. Pemerintah ingin agar insentif yang diberikan lebih komprehensif sehingga memiliki dampak jangka panjang.
"Besok kita akan matangkan dengan Menkeu dan Menhub. Ada diskon dan insentif. Saya belum bisa jelaskan detail karena belum diputuskan," kata Wishnutama di kantornya pada Selasa (19/2) malam.
Ia menjelaskan pemberian insentif maupun diskon bagi para pelaku industri pariwisata, termasuk di dalamnya maskapai penerbangan, bersinggungan dengan regulasi di Kemenhub dan Kemenkeu. Oleh sebab itu, Kemenparekraf yang berkepentingan untuk mendukung industri pariwisata tidak bisa berjalan sendiri.
Jangka waktu pemberian insentif juga masuk dalam pembahasan. Sebab, insentif diberikan bukan hanya sebatas merespons dampak virus corona namun mendongkrak kedatangan wisatawan mancanegara yang lebih berkualitas dari sisi belanja wisata.
Sementara ini yang bisa dilakukan untuk mempertahankan eksistensi industri pariwisata oleh Kemenparekraf hanya dengan promosi. Wishnutama menuturkan pihaknya sejak tahun lalu mulai rutin melakukan promosi digital. Promosi dilakukan melalui para Youtuber dan influencer di dunia maya dari berbagai negara.
"Itu kita tingkatkan terus. Digital strategy kita lakukan dan kita juga sudah gencar promosi ke pasar baru," kata dia.
Akan tetapi Wishnutama menegaskan bahwa virus corona juga berdampak pada tren berwisata di negara lain. Negara-negara yang menjadi hub pariwisata ke Indonesia seperti Singapura dan Hong Kong juga mengalami hal yang sama. Oleh karenanya, semua pihak harus memahami situasi yang terjadi terhadap pelemahan pariwisata.
Adapun pasar baru untuk mendatangkan wisatawan mancanegara yakni Amerika Serikat, Australia, Korea, Jepang, serta Perancis dan Jerman. Khusus Amerika Serikat, ia mengatakan perlu ada hubungan dan informasi yang lebih dekat antara Indonesia dengan para turis di Los Angeles, San Fransisco, dan New York. Masyarakat di tiga kota itu diketahui banyak mencari informasi tentang Indonesia melalui mesin pencari.