REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG, JAWA TIMUR -- Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 7.676 meter dari permukaan laut (mpdl) yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur sempat meluncurkan guguran lava pijar sebanyak tujuh kali hingga semalam. Itu berdasarkan pengamatan petugas Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur Kabupaten Lumajang pada periode pengamatan 29 Februari 2020 pada pukul 00.00 hingga 24.00 WIB.
"Memang benar terjadi guguran lava pijar sebanyak tujuh kali dengan jarak luncur sekitar 200 hingga 1.000 meter dari pusat guguran atau 750 meter dari kawah ke arah besuk bang dan besuk kembar," jelas Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan saat dihubungi dari Lumajang, Ahad (1/3).
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Semeru selama 24 jam pada Sabtu (29/2) yang diterima PVMBG menyebutkan secara visual gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut jelas, kabut 0-II, hingga kabut 0-III.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 10 hingga 50 meter di atas puncak kawah, kemudian terjadi hujan gerimis hingga sedang," tambahnya.
Selain itu, teramati guguran sebanyak delapan kali dengan jarak luncur 100 hingga 1.000 meter dari pusat guguran (sekitar 750 meter dari kawah) ke arah besuk bang dan besuk kembar.
"Pada saat malam, gunung jelas teramati api diam tinggi asap sekitar 10 sampai 50 meter dan terdengar suara gemuruh sebanyak delapan kali," katanya.
Sedangkan untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak 38 kali dengan amplitudo 11 hingga 25 mm selama 80 sampai 200 detik, kemudian terjadi 15 kali guguran dengan amplitudi 6 hingga 13 mm berdurasi 60 sampai 200 detik, dua kali gempa embusan dengan amplitudo 7 hingga 9 mm selama 55 hingga 100 detik, dan tiga gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 14 sampai 15 mm selama 8 hingga 20 detik.
"Di Gunung Semeru juga terekam getaran banjir atau lahar dingin yang terekam satu kali dengan amplitudo 20 mm selama 10.860 detik dan terjadi gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimal 1 hingga 20 mm," terangnya.
Hendra menjelaskan tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada level II atau waspada, sehingga pihak PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng Selatan-Tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
"Masyarakat juga diimbau mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jonggring Saloko Gunung Semeru yang dapat meluncurkan lava pijar sewaktu-waktu," ujarnya.
Sebelumnya pada Jumat (28/2), pos pengamatan telah melaporkan teramati api diam dan guguran lava pijar sejauh 750 meter dari ujung lidah lava, kemudian 38 kali gempa letusan dengan amplitudo 11 hingga 25 mm,satu kali gempa embusan, 15 kali gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa tektonik lokal, dan dua kali gempa tektonik jauh.