Rabu 04 Mar 2020 22:53 WIB

Hadapi Virus Corona, Bali Siapkan Anggaran Rp 15 Miliar

Pihak terkait agar menunjukkan kepada dunia kesiapan Bali menangani virus Corona.

ilustrasi. Perawat dengan mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri) berupa baju Hazmat (Hazardous Material) melayani pasien kedua suspect (terduga penderita) COVID-19 (Corona Virus Desease) di kamar isolasi khusus RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
ilustrasi. Perawat dengan mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri) berupa baju Hazmat (Hazardous Material) melayani pasien kedua suspect (terduga penderita) COVID-19 (Corona Virus Desease) di kamar isolasi khusus RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali telah mengalokasikan anggaran tak terduga sebesar Rp 15 miliar yang dapat digunakan untuk menangani dampak COVID-19 atau virus Corona seandainya mewabah di Pulau Dewata.

"Pemerintah daerah punya anggaran tak terduga, itu bisa digunakan. Sekarang ini ada Rp 15 miliar di APBD Provinsi," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, di Denpasar, Rabu (4/3). Meski sudah disiapkan anggaran tak terduga, Dewa Indra tidak mengharapkan sampai ada pasien yang positif terjangkit virus corona (COVID-19) di Bali.

"Kami berharap agar dana itu tidak sampai digunakan, artinya tidak ada penyakit tersebut," ujar mantan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali itu. Sejauh ini sejumlah pihak terkait sudah bersinergi dengan maksimal melakukan upaya pencegahan.

Jika seandainya dana darurat Rp 15 miliar ini kurang, Sekda Dewa Indra menyebut regulasi sudah memungkinkan Pemprov Bali untuk melakukan penambahan dengan melakukan penjadwalan ulang kegiatan-kegiatan yang lain. "Untuk dana darurat tidak usah khawatir," ucapnya.

Dewa Indra juga mengajak masyarakat Bali untuk senantiasa berdoa agar tidak sampai ada pasien yang positif terjangkit COVID-19, apalagi sampai mewabah di Pulau Dewata.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan untuk saat ini hendaknya pihak-pihak terkai dapat menunjukkan pada dunia bagaimana Bali menangani pasien yang dicurigai terjangkit COVID-19. "Sebagaimana yang sudah dilakukan di airport dan rumah sakit. Ini menjadi promosi positif kita, yang kita lakukan sudah sesuai dengan aturan dan mekanisme," ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan hingga saat ini pasien terduga COVID-19 yang berstatus dalam pengawasan berjumlah delapan orang, dua di antaranya WNI yang baru pulang umrah, sedangkan sisanya WNA berkewarganegaraan Denmark, Jepang dan Rusia.

Saat ini, delapan pasien tersebut ada yang dirawat di RSUP Sanglah, RS Sanjiwani, Gianyar dan RS Mangusadha, Badung. Pemerintah Provinsi Bali berencana menyatukan perawatan semua pasien yang terduga COVID-19 di RSUP Sanglah, Denpasar. Dengan penyatuan tempat perawatan para pasien terduga COVID-19 di RSUP Sanglah, diharapkan memudahkan dalam memonitor perkembangan kondisi pasien.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement