REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona atau Covid-19 tampaknya akan mempengaruhi investasi dari Cina ke Indonesia. Meskipun begitu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) belum berencana untuk merevisi target investasi pada 2020.
"BKPM belum melihat urgensi penyesuaian terget investasi sampai dengan akhir tahun," kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Yuliot kepada Republika.co.id, Ahad (8/3).
Dia menjelaskan saat ini BKPM masih menunggu hingga semester I 2020 selesai untuk menentukan kemungkinan revisi target investasi sepanjang 2020. Untuk itu, Yuliot mengatakan saat ini belum bisa ditentukan apakah akan ada penyesuaian investasi atau tidak.
"Kalau hingga semester satu 2020 terlihat ada penurunan, baru akan ada penyesuaian," ujar Yuliot.
Sebelumnya, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan akan mensiasati penurunan investasi dari Cina akibat dampak virus korona. Bahlil mengatakan BKPM akan memaksimalkan potensi market di negara lain untuk foreign direct investment (FDI).
Beberapa negara yang berpotensi untuk dimaksimalkan potensinya yaitu Korea Selatan, Jepang, dan Singapura. Tak hanya luar negeri, potensi investasi di dalam negeri menurut Bahlil juga masih bisa dimaksimalkan.
Bahlil mengatakan kepercayaan ;investasi sudah mulai muncul. "Jadi yang selama ini kredit-kredit sudah baik dari bank tapi belum direalisasikan, sekarang sudah mulai direalisasikan," ungkap Bahlil, Jumat (6/3).
Meskipun saat ini virus korona masih menyebar di sejumlah negara, Bahlil optimistis target investasi sebesar Rp 886 triliun dapat tercapai. Dia meminta pegusaha tetap optimistis mekipun terdapat kendala namun tetap ada ruang untuk menajdi solusi.