Rabu 11 Mar 2020 00:14 WIB

Saat Sekda Kota Serang Marah-Marah ke Kepala Dinas

Dalam melakukan pekerjaan, para kepala dinas seharusnya mengacu kepada peraturan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto
Sekda Kota Serang pimpin rapat koordinasi percepatan pembangunan Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi di gedung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Selasa (10/3).
Foto: Alkhaledi K
Sekda Kota Serang pimpin rapat koordinasi percepatan pembangunan Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi di gedung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Selasa (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Ada yang menarik saat rapat koordinasi percepatan pembangunan Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi di gedung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Selasa (10/3). Sekretaris daerah (Sekda) Kota Serang TB. Urip Henus terlihat marah-marah ke kepala dinas yang hadir dalam rapat tersebut.

Urip menyoroti masalah koordinasi dan komunikasi para kepala dinas kepada Wali Kota, Wakil dan Sekda yang menurutnya tidak berjalan baik. Ia mengaku banyak program yang tidak dilaporkan kepada kepala daerah dan dirinya.

"Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di sini rata-rata pinter, saking pinternya nggak koordinasi. Baca tupoksinya, sudah jelas kalau kepala OPD itu melakukan pelaporan ke Wali Kota melalui Sekda," jelas Urip saat berbicara pada rakor percepatan pembangunan Kota Serang sebagai Ibu Kota, Selasa (10/3).

Sekda bahkan mengaku, tidak yakin kalau pembangunan Kota Serang menuju daerah metropolitan bisa diwujudkan selama masalah koordinasi ini belum selesai. "Percepatan pembangunan Kota Serang, apa iya bisa dilakukan? Kalau saya jujur nggak yakin," ujarnya.

Menurutnya, dalam melakukan pekerjaan, para kepala dinas seharusnya mengacu kepada peraturan dan disiplin yang berlaku. Hal ini penting, lantaran manurutnya beberapa kali terjadi program dinas yang tidak diketahui Sekda atau bahkan kepala daerah.

"Kemarin saya di Jakarta, ikut rapat dengan Komisi III DPR, ditanya tentang skala prioritas pembangunan Kota Serang ini apa. Saya jawab nggak tahu, tanya kepala dinasnya sana, karena memang saya tidak tahu. Ditanya lagi perumahan di Kota Serang ada berapa, saya jawab tidak tahu, karena memang saya tidak diberi laporan sebagai sekda," ungkapnya.

Para kepala dinas disebutnya hanya aktif melapor kepadanya ketika sedang membutuhkan bantuan Sekda saja. "Kalau ada keperluan, permohonan perubahan nomer rekening (norek) sok paling sibuk. Kalau ada penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sok pentingnya," ucapnya.

Sekda berujar, seharusnya para kepala dinas tidak main-main dalam melaksanakan tugasnya, yaitu dengan berkomunikasi dengan pimpinan perihal semua program yang dilaksanakan. "Saya perhatikan ada yang lapor ke Wakil Wali Kota, ke Wali Kota nggak, lapor ke Wali Kota ke Wakil nggak. Jadi untuk percepatan pembangunan mari kita lakukan komunikasi-koordinasi yang baik," katanya.

Lain dengan Sekda, Wakil Wali Kota Serang Subadri Ushuluddin justru menjelaskan kalau sebenarnya koordinasi dan komunikasi di lingkup Pemkot Seranv sudah berjalan baik. Menurutnya, setiap bulan selalu ada pertemuan rutin untuk evaluasi kerja OPD yang menandakan kalau koordinasi sudah terjadi.

"Sudah bagus, jalannya roda pemerintahan itu karena ada koordinasi antara OPD ke OPD, antara bawahan ke pimpinan, mungkin kalau tidak ada koordinasi maka lumpuhlah tata kelola yang ada di Kota Serang. Kita juga punya rapat evaluasi setiap bulan," ujar Subadri

Soal pernyataan Sekda yang menyebut koordinasi di Pemkot Serang masih berlum berjalan baik, Subadri menyebut, hal itu merupakan ungkapan sayang Sekda kepada para kepala OPD. Pernyataan itu, menurutnya, dikeluarkan semata-mata untuk meningkatkan kinerja para kepala dinas di Kota Serang karena memang harus ada peningkatan kinerja tiap tahunnya.

"Penjabaran dari Sekda itu karena saking sayangnya kepada Kepala OPD selaku orang tua ingin mengingatkan agar tetap membangun koordinasi, sinergi. Kalau Sekda hanya bilang sudah bagus sinerginya maka tidak akan berkembang," ujarnya.

Terkait kasus Sekda yang mengaku sempat tidak tahu program kerja OPD, Subadri berseloroh kalau pernyataan tersebut hanya karena Sekda kurang tidur. "Waktu itu Sekot (sekertaris kota) kurang tidur mungkin, sebetulnya sudah bagus hanya perlu ditingkatkan saja lah," tuturnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement