REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR -- Jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI) Esa Sulastri (21) yang meninggal dunia diduga akibat serangan jantung di Jedah Saudi Arabia tiba di kampung halamannya Kampung Tipar, Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat.
Pihak keluarga mendapat kabar Esa meninggal 1 Januari dari kerabat dan tetangga yang bekerja di negara yang sama, namun saat itu, pihak keluarga belum percaya karena baru bekerja di Jedah-Saudi Arabia selama tiga bulan dan tidak ada pemberitahuan dari pihak perusahaan atau sponsor.
"Saat berangkat tidak ada keluhan sakit atau mengidap penyakit berbahaya seperti jantung yang diduga penyebab meninggalnya Esa. Satu hari sebelum meninggal kami masih sempat video call," kata Cucun (42) ibu kandung Esa pada wartawan Kamis (12/3).
Ia menjelaskan, saat itu, anaknya mengatakan betah dan nyaman bekerja di Jeddah karena majikannya baik dan kondisi kesehatannya pun tidak terganggu sama sekali saat melakukan video call tanggal 29 Desember 2019.
Esa berangkat menjadi buruh migran ungkap Cucun, melalui penyalur tenaga kerja atau sponsor di Sukabumi bulan September 2019, namun dia tidak tahu pasti apakah anaknya berangkat melalui jalur legal atau ilegal.
"Niat Esa berangkat untuk membantu perekonomian keluarga yang serba sulit, terlebih untuk membiayai adiknya yang duduk di bangku SMP. Kami tidak menyangka Esa pulang dalam peti jenazah, setelah menunggu lebih dari dua bulan," katanya.
Hingga saat ini, pihak keluarga tidak percaya kalau Esa meninggal karena penyakit jantung. Terlebih di bagian wajah terdapat luka lebam ketika peti jenazah dibuka dan sejumlah barang berharga miliknya tidak ditemukan.
"Kami berharap pemerintah membantu mencari kepastian meninggalnya Esa karena selama ini tidak ada riwayat penyakit jantung. Terlebih barang-barang milik almarhumah ada yang hilang seperti dua buah telepon selular," katanya.
Sementara Ketua RT setempat Komarudin, membenarkan adanya luka lebam di bagian wajah Esa, diketahui setelah pihak keluarga dan warga sekitar hendak membersihkan kembali jenazah sebelum dimakamkan.
"Saya tidak tahu kapan Esa berangkat kerana saya pun baru menjabat. Saya baru tahu ketika jenazah sudah sampai di kampung kami dan hendak disemayamkan. Saya melihat ada luka lebam di bagian wajah, tapi tidak tahu penyebabnya," kata Komarudin.