Selasa 31 Dec 2024 11:17 WIB

Perempuan-Perempuan Hebat di Sekitar Rasulullah SAW yang Dilupakan Sejarah

Tokoh perempuan di masa Rasulullah SAW sangat beragam

Ilustrasi Sahabat Perempuan Nabi - Muslimah. Tokoh perempuan di masa Rasulullah SAW sangat beragam
Foto: Pixabay
Ilustrasi Sahabat Perempuan Nabi - Muslimah. Tokoh perempuan di masa Rasulullah SAW sangat beragam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setiap kali kita mendengar kisah-kisah tentang tokoh-tokoh terkemuka dalam sejarah Islam, narasi yang diajarkan kepada kita selalu menyoroti para sahabat laki-laki dan para ulama laki-laki, membuatnya tampak seolah-olah para perempuan tersembunyi, terselubung dari masyarakat.

Kita berasumsi bahwa mereka selalu berada di rumah, di mana mereka seharusnya berada (seperti yang diberitahukan kepada kami), menjauh dari mata publik.

Baca Juga

Tapi ternyata, permata dari para wanita yang memainkan peran dalam masyarakat, bahkan pada masa Rasullulah SAW, yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya bahwa Islam memberikan kemampuan kepada para wanita untuk berperan.

Namun, kisah-kisah mereka selalu tersembunyi, tersimpan dalam buku-buku berbahasa Arab, tidak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Mengapa nama mereka terhapus dari kurikulum Islam kita?

Sejarah Islam penuh dengan perempuan yang menggunakan hak-hak yang diberikan Tuhan untuk bekerja, melayani, dan terlibat penuh dalam masyarakat. Penghapusan nama-nama ini dari sejarah telah menyebabkan hak-hak ini dicabut darinya, yang mengarah pada penganiayaan dan eksploitasi terhadap separuh umat Islam.

Berikut ini sejumlah tokoh perempuan hebat dalam sejarah Islam yang jarang terungkap ke publik.

Tokoh Perempuan Hebat dalam Sejarah Islam

Pertama, Syifaa binti Abdullah. Wanita cerdas yang kuat yang ditunjuk Umar bin Khattab RA sebagai polisi wanita di seluruh pasar di Madinah. Dia berjalan berkeliling dengan tongkatnya, menjaga perdamaian dan menegur mereka yang melanggar hukum transaksi bisnis syariah.

Bayangkan itu. Seorang wanita yang begitu berpengetahuan tentang syariah, sehingga dia dipilih dari semua sahabat yang lain untuk menjadi polisi laki-laki dan perempuan.

BACA JUGA: Mengapa Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?

Bahkan, ketika Umar memutuskan untuk menunjuk polisi lain untuk pasar Makkah, seorang wanita lain, Samra' binti Nuhayk dipilih sebagai orang yang paling cocok untuk pekerjaan itu. Para wanita ini dilihat berdasarkan kualifikasi mereka, pengetahuan mereka tentang syariah, bukan jenis kelamin mereka.

Kedua, Nushaybah binti Ka’ab. Dia adalah pejuang wanita yang dengan berani membela Nabi Muhammad SAW dalam beberapa pertempuran. Orang yang dikatakan oleh Nabi SAW tentangnya di Uhud, "Setiap kali aku menoleh ke kanan dan ke kiri, aku melihat dia berperang di depanku."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement