Sabtu 21 Mar 2020 09:03 WIB

Virus Corona, Ramalan Jayabaya, Kebijakan Kampus

Dalam ramalan Jayabaya, manusia berkurang separuhnya.

Lockdown corona(republika)
Foto: republika
Lockdown corona(republika)

Oleh: Muhammad E Fuady, Dosen Fikom Unisba

"Wong Jawa kari separo-–Orang Jawa tinggal setengah.

Landa-Cina kari sejodho — Belanda-Cina tinggal sepasang"

Sebenarnya ini adalah sebuah postingan lama mengenai sebuah kearifan lokal, ramalan atau sebagian orang menyebutnya nasihat dari Prabu Jayabaya, yang mengingatkan kita akan seperti apa kehidupan manusia kelak. Kita sebut nasihat karena Jayabaya menekankan pentingnya eling agar selamat dalam hidup.

Prabu Jayabaya, raja Kediri ini, dalam Atlas Wali Songo (dalam Sunyoto) adalah murid dari seorang ulama Maolana Ngali Samsujen, yang dikenal dengan nama Syeikh Syamsuddin Wasil, ulama besar asal Negeri Rum (Persia), yang datang ke Kediri untuk berdakwah. Aktivitas dakwah Syaikh Syamsuddin Wasil itu pun dilakukan atas permintaan Jayabaya.

Jayabaya memiliki ketajaman intuisi dan pandangan hingga dapat mengetahui kehidupan manusia yang terjadi berikutnya. Ia menggambarkan bencana di sana sini, gunung-gunung meletus, bumi berguncang, laut dan sungai meluap.

Tindak tanduk manusia secara detail ia gambarkan. Kelaliman, keserakahan, korupsi, kesewenangan, merajalela. Masa penuh penderitaan. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik tertindas.

Prabu Jayabaya di antaranya menulis seperti di awal tulisan. Bila dialihbahasakan, "orang Jawa tinggal setengah (jumlahnya), dan Belanda (Bule) serta Cina hanya sepasang". Kita sebenarnya tak memahami seperti apa rasionalisasi dari ramalannya. Bagaimana mungkin jumlah umat manusia bisa berkurang seperti itu. Bila benar, salah satu penyebabnya mungkin akibat wabah penyakit atau virus.

Kita tak pernah menyangka umat manusia akan menghadapi sebuah bencana yang tak terlihat, tetapi berpotensi mengurangi populasi manusia akibat virus Corona. Mengapa tak terlihat? Karena penderitanya kini boleh jadi tampak sehat, tak terlihat gejalanya, tetapi ia membawa virus tersebut dan menyebarkannya tanpa sadar.

Virus ini bisa menular saat masa inkubasi. Sederhananya, orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala apa pun bisa saja telah terjangkit covid 19 dan menularkannya pada orang lain seperti terjadi di China dan negara lainnya. Bila tampak gejalanya, suspect dapat segera diisolasi untuk ditangani. Kesulitan terjadi bila gejala corona sama sekali tak tampak.

Begitu banyak kematian yang terjadi sejak virus Corona menyebar. Umat manusia kini berjibaku, bahu membahu, mencoba menghentikan penyebaran wabah corona di seluruh dunia. Hingga kini, China, Italia, Iran, Korea Selatan menjadi empat negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Italia bahkan sudah me-lockdown negaranya. Salah seorang pemain belakang Juventus, yang tampak sehat, Daniele Rugani, telah dinyatakan positif corona. Tak heran rekan setimnya, Cristiano Ronaldo segera terbang ke Portugal dan mengisolasi diri selama dua pekan. Kompetisi sepakbola Italia pun ditangguhkan hingga April 2020.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement